Bisnis.com, WASHINGTON--Pernyataan terbaru menyebutkan korban penembakan di kompleks Angkatan Laut AS di Washington, Navy Yard pada Senin pagi, sebanyak 12 orang tewas termasuk pelaku serangan itu sendiri.
Meski begitu jumlah pasti korban yang tewas dan cedera berubah-ubah dalam hitungan jam setelah penembakan yang terjadi sekitar 5 km dari Gedung Putih tersebut.
Kepala Kepolisian Washington Cathy Lanier dalam sebuah jumpa pers menyatakan motif penembakan itu masih belum diketahui.
Polisi masih mencari dua tersangka lain yang mungkin terlibat dalam serangan tersebut. "Kami tidak memiliki indikasi mengenai motif serangan itu pada saat ini," katanya, tulis Reuters.
Polisi menggambarkan dua tersangka lain sebagai seorang pria kulit putih dan seorang lagi kulit hitam, dan mereka mengenakan pakaian militer.
Namun, penegak hukum lainnnya lebih berhati-hati dan menyatakan, masih belum jelas apakah lebih dari satu orang bersejata yang terlibat.
Seorang juru bicara Gedung Putih mengatakan, Presiden Barack Obama telah diberi tahu mengenai penembakan itu, yang sempat membuat penerbangan dihentikan di Bandara Nasional Reagan.
"Kita menghadapi lagi penembakan massal, dan hari ini itu terjadi di instalasi militer di ibu kota negara kita," kata Obama.
Dia pun berjanji melakukan langkah-langkah pengawasan senjata setelah seorang pria menembak mati 20 anak sekolah dan enam orang dewasa di sebuah SD di Connecticut pada Desember tahun lalu.
Sebelum Angkatan Laut AS menyebutkan, penembakan berlangsung di markas yang dijaga ketat itu, dimana sekitar 3.000 orang bekerja.
Puluhan kendaraan polisi dan penanganan darurat kini mengitari kompleks yang terletak di Washington tenggara itu atau sekitar 1,6 kilometer sebelah selatan gedung U.S. Capitol.
Beberapa helikopter terbang di atas markas itu dan ada yang mendarat di atap bangunan tersebut, menurut WJLA TV Washington dalam siaran langsungnya. (ra)