BISNIS.COM, JAKARTA—Krisis air bersih DKI Jakarta menawarkan pilihan antara menambah pasokan air baku dan menekan kebocoran air PAM.
Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) rupanya cenderung memilih untuk mengurangi kebocoran air yang mencapai 48%.
Ahok, panggilan akrab Basuki, menegaskan penambahan air belum tentu menyelesaikan persoalan air.
“Sekarang saja kebocoran 48%, kalau cuma mau nambah 10% lebih cepat kita berbicara bagaimana menahan kebocoran,” katanya di Bala Kota, Selasa (26/3/2013).
Kebocoran air disebabkan instalasi pipa bocor termasuk pencurian air resmi dan tidak resmi. Pencurian resmi adalah orang kurang mampu dikasih harga Rp1.050 per meter kubik lalu menggunakan air tanpa batas.
Kemudian masyarakat lain menyambung ilegal karena merasa bayar sambungan mahal. (ra)