Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Trump Tegaskan Amerika Bukan Kamp Imigran

Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan pada Senin (18/6/2018) bahwa dia tidak akan membiarkan AS menjadi kamp migran saat pemerintahannya menghadapi rentetan kritik, karena memisahkan anak-anak imigran dari oran tua mereka di perbatasan AS-Meksiko.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berpidato saat buka puasa di Gedung Putih, 6 Juni 2018./Reuters
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berpidato saat buka puasa di Gedung Putih, 6 Juni 2018./Reuters

Bisnis.com, WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan pada Senin (18/6/2018) bahwa dia tidak akan membiarkan AS menjadi "kamp migran" saat pemerintahannya menghadapi rentetan kritik, karena memisahkan anak-anak imigran dari oran tua mereka di perbatasan AS-Meksiko.

Partai Demokrat dan beberapa orang di Partai Republik sendiri telah mengecam pemerintah, karena memisahkan hampir 2.000 anak-anak dari orangtua mereka di perbatasan antara pertengahan April dan akhir Mei. Para profesional medis mengatakan, praktik itu dapat menyebabkan trauma yang berkepanjangan pada anak-anak.

Pemisahan keluarga merupakan hasil dari kebijakan "toleransi nol" pemerintah yang menahan semua orang dewasa yang tertangkap berusaha memasuki AS secara ilegal, termasuk mereka yang mencari suaka.

Sementara, orang tua ditahan di penjara, anak-anak mereka dikirim ke fasilitas penahanan terpisah. Rekaman video yang dirilis oleh pemerintah menunjukkan anak-anak pendatang yang ditahan di kandang kawat, duduk di lantai beton.

Kritik

Trump, yang telah membuat pendirian keras pada imigrasi sebagai tujuan utama dari kepresidenannya, menanggapi kritik tajam pada Senin (19/6/2018).

"AS tidak akan menjadi kamp migran, dan itu tidak akan menjadi fasilitas penampungan pengungsi. Tidak akan. Anda melihat apa yang terjadi di Eropa, Anda melihat apa yang terjadi di tempat lain - kita tidak dapat membiarkan itu terjadi di AS, tidak akan saya biarkan," kata Trump.

Dia berbicara di Gedung Putih saat mengumumkan kebijakan yang tidak terkait.

Trump telah berusaha menggunakan kemarahan yang meluas atas pemisahan keluarga untuk mendorong melalui prioritas imigrasi lainnya yang telah terhenti di Kongres, seperti pendanaan untuk pembangunan pagar yang telah lama dijanjikan di sepanjang perbatasan Meksiko.

Dia bersikeras menyalahkan Partai Demokrat atas kebuntuan tersebut, meskipun rekan-rekan Republikannya mengendalikan kedua kamar di Kongres. Demokrat menuduh presiden menggunakan anak-anak sebagai sandera dalam perselisihan politik atas imigrasi.

"Ini dilakukan oleh presiden, bukan Demokrat. Dia dapat memperbaikinya besok jika dia mau, dan jika dia tidak mau, dia harus mengakui fakta bahwa dia melakukannya," kata Pemimpin Demokrat Senat Chuck Schumer dalam pernyataan yang telah disiapkan.

Sebelumnya, Trump mengatakan di "Twitter" bahwa orang-orang harus waspada terhadap apa yang disebutnya perubahan budaya yang disebabkan oleh para pendatang di Eropa.

Dia menyebut imigrasi menyebabkan ketidakstabilan politik di Jerman dan mengatakan secara tidak akurat bahwa kejahatan di Jerman "meningkat."

"Kesalahan besar yang dilakukan di seluruh Eropa dalam membiarkan jutaan orang yang telah begitu kuat dan hebat mengubah budaya mereka!" cuitnya.

Jaksa Agung Jeff Sessions membela cara anak-anak migran diperlakukan.

"Mereka tidak dipenjara, tentu saja. Mereka dirawat," katanya di konvensi Asosiasi Sheriff Nasional di New Orleans, Senin (18/6/2018).

Toleransi Nol

Para pejabat pemerintahan Trump mengatakan kebijakan toleransi nol, yang tidak dilakukan oleh dua pemerintahan sebelumnya, diperlukan untuk mengamankan perbatasan dan menghalangi imigrasi ilegal, tetapi mereka menghadapi kritik yang semakin meningkat dari sekutu Republik mereka.

"Mengapa kita bahkan berpikir bahwa ini adalah alat yang diperlukan untuk mempertahankan perbatasan kita, ini gila," ujar Perwakilan Republik Will Hurd, yang mewakili Distrik Texas di sepanjang perbatasan kepada "National Public Radio."

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres mengatakan pengungsi dan pendatang anak-anak tidak boleh trauma dengan cara dipisahkan dari orang tua mereka. Di Jenewa, pejabat tinggi HAM PBB menyerukan kepada pemerintahan Trump untuk menghentikan kebijakan yang "tidak bermartabat" yang memisahkan anak-anak dari orang tua pendatang secara paksa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper