Bisnis.com, JAKARTA - Kaum muda di Amerika Serikat perlahan-lahan mulai tertarik pada calon Presiden dari Partai Republik, Donald Trump. Hasil survei menunjukan permasalahan inflasi dan ekonomi menjadi alasan dukungan mereka.
Bagi pertahana dari Partai Demokrat Joe Biden yang memenangkan suara pemilih muda pada 2020, terkikisnya dukungan dari kalangan pemilih muda berpotensi mengurangi harapannya untuk masa jabatan kedua.
Jajak pendapat Reuters/Ipsos pada Maret 2024 menunjukan warga Amerika berusia 18-29 tahun lebih memilih Joe Biden dibandingkan Mantan Presiden Donald Trump, dengan hanya selisih 3 poin persentase yakni 29% berbanding dengan 26%. Sisanya memilih kandidat lain atau tidak yakin.
Jika demografi ini hingga pemilihan umum (pemilu) 5 November 2024 tidak berubah signifikan, maka akan menjadi kemajuan besar dibandingkan 2020 ketika Biden memenangkan suara generasi muda dengan selisih 24 poin.
Kemudian, dari survei tersebut juga menunjukan bahwa mereka yang mengidentifikasi diri sebagai republikan telah meningkat, dari 24% pada 2016, kemudian 26% pada 2020, dan tahun ini sebesar 28%.
Reuters mewawancarai 20 orang di bawah usia 30 tahun untuk memahami dukungan mereka. Alasan yang paling umum untuk mendukung Trump adalah inflasi dan persepsi bahwa perekonomian tidak berjalan baik bagi mereka.
Baca Juga
Hal tersebut kemudian menggarisbawahi bahwa kenaikan harga bahan pokok sehari-hari lebih penting bagi sebagian orang, dibandingkan harga saham yang lebih tinggi dan rendahnya pengangguran selama pemerintahan Biden.
Pada saat yang sama, mayoritas mengatakan bahwa mereka setuju dengan keengganan Trump untuk membantu Ukraina dengan perangnya pada Rusia.
Dari 10 orang, 15 juga menyebutkan inflasi atau kekhawatiran ekonomi lainnya menjadi alasan mereka untuk mendukung Trump, dan belasan orang mengatakan rencana Trump untuk membatasi imigrasi penting bagi mereka.
Lalu, semuanya juga mengatakan bahwa mereka tidak terpengaruh dengan empat kasus kriminal yang dihadapi Trump, atau gagasan bahwa upayanya untuk membatalkan pemilu 2020 menjadikannya ancaman terhadap demokrasi.
Hasil Survei Lainnya
Untuk hasil survei lainnya, Jajak pendapat Marist College pada Maret 2024 menunjukkan Trump yang unggul 2 poin di antara para pemilih Milenial dan Generasi Z, dengan 61% dari pemilih berusia 19-29 tahun mengatakan bahwa mereka tidak menyetujui pekerjaan yang dilakukan Biden sebagai presiden.
Lalu, jajak pendapat Economist/YouGov yang dilakukan pekan lalu menunjukkan 51% pemilih berusia di bawah 30 tahun memilih Biden, berbanding 32% yang memilih Trump.
Lalu, jajak pendapat Harvard Youth Poll juga menunjukkan keunggulan Biden dibandingkan Trump, di antara pemilih muda dengan 19 poin.
“Donald Trump tidak memenangkan suara generasi muda,” Jelas direktur yang bertanggung jawab atas jajak pendapat di Harvard, Della Volpe, seperti dikutip dari Reuters pada Senin (22/4/2024).
Adapun, seorang penasihat kampanye pada bulan lalu mengatakan bahwa kampanye Trump juga melihat generasi muda sebagai kelompok demografis yang berpotensi memperoleh keuntungan pada 2024.