Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS Bombardir Iran, IAEA: Fasilitas Nuklir Tidak Boleh Diserang!

IAEA menekankan bahwa tidak ada yang boleh menyerang fasilitas nuklir.
Sebuah rudal yang diluncurkan dari Iran dicegat seperti yang terlihat dari Ashkelon, Israel, 21 Juni 2025. REUTERS/Amir Cohen
Sebuah rudal yang diluncurkan dari Iran dicegat seperti yang terlihat dari Ashkelon, Israel, 21 Juni 2025. REUTERS/Amir Cohen

Bisnis.com, JAKARTA -- Direktur Jenderal International Atomic Energy Agency (IAEA) Rafael Mariano Grossi melarang serangan terhadap fasilitas nuklir. Dia pun meminta semua pihak mulai dari Israel, Iran dan Amerika Serikat (AS) untuk menahan diri.

Rafael menuturkan hal itu pasca serangan rezim Donald Trump yang kini memimpin Amerika Serikat (AS) terhadap fasilitas nuklir Iran. Serangan AS itu banyak dikecam oleh banyak pihak karena berpotensi menyeret kawasan itu dalam bahaya peperangan yang lebih besar.

"Saya telah berulang kali menyatakan bahwa fasilitas nuklir tidak boleh diserang," kata Rafael dilansir dari laman resmi, Minggu (22/6/2025).

IAEA, kata Rafael, akan segera mengadakan rapat darurat guna mengatasi situasi yang cukup pelik tersebut. Meski demikian, dia menyatakan telah diberitahu oleh otoritas regulasi Iran bahwa tidak ada peningkatan tingkat radiasi di luar lokasi setelah serangan baru-baru ini terhadap tiga fasilitas nuklir, termasuk lokasi pengayaan uranium Fordow.

 "Kami akan terus memantau dan menilai situasi di Iran dan memberikan informasi terbaru lebih lanjut saat informasi tambahan tersedia."

Menurut informasi terbaru yang diverifikasi oleh IAEA sebelum serangan terhadap Iran dimulai pada 13 Juni, tiga lokasi yang menjadi target Amerika Serikat – termasuk Esfahan dan Natanz – berisi material nuklir dalam bentuk uranium yang diperkaya hingga tingkat yang berbeda. Material ini sangat sensitif jika diserang.

Oleh karena itu, Grossi kembali menekankan pentingnya semua pihak untuk menahan diri dan berupaya memperjuangkan solusi diplomatik untuk mengakhiri polemik nuklir Iran. Menurutnya, permusuhan juga perlu dihentikan agar IAEA dapat melanjutkan pekerjaan di Iran, termasuk verifikasi yang diperlukan atas persediaan uranium.

AS Serang Nuklir Iran 

Sebelumbnya, pasukan militer Amerika Serikat (AS) telah menyerang tiga situs nuklir Iran, termasuk Fordow, Natanz, dan Esfahan, pada Sabtu (21/6/2025) malam. 

Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa aksi tersebut merupakan serangan yang sangat sukses. Kini, seluruh awak pesawat yang membawa bom ke Iran telah berhasil keluar. 

“Muatan penuh bom dijatuhkan di situs utama, Fordow. Semua pesawat dalam perjalanan pulang dengan selamat. Selamat kepada Prajurit Amerika kita yang hebat. Tidak ada militer lain di dunia yang bisa melakukan ini,” ujar Trump, dikutip dari akun resmi @WhiteHouse, Minggu (22/6/2025). 

Lewat aksi ini, Trump disebut bertujuan untuk menghentikan perang yang terjadi dalam sepekan terakhir antara Iran dan Israel. 

“Sekarang adalah waktu untuk damai! Terima kasih atas perhatian Anda terhadap masalah ini,” tambahnya.

Dikutip dari Reuters, setelah berhari-hari musyawarah, keputusan Trump untuk bergabung dengan kampanye militer Israel melawan saingan utamanya Iran merupakan eskalasi besar konflik.

CBS News melaporkan bahwa AS menghubungi Iran secara diplomatis kemarin untuk mengatakan bahwa serangan itu semua adalah rencana AS dan bahwa upaya perubahan rezim tidak direncanakan.

Dia mengatakan kepada Fox News, enam bom buster bunker dijatuhkan di Fordow, sementara 30 rudal Tomahawk ditembakkan ke lokasi nuklir lainnya.

Amerika Serikat Pengebom B-2 terlibat dalam serangan itu kata seorang pejabat AS mengatakan kepada Reuters, berbicara dengan syarat anonim.

"Iran sekarang harus setuju untuk mengakhiri perang ini,” ujar Trump. 

Reuters telah melaporkan sebelumnya pada hari Sabtu pergerakan pembom B-2, yang dapat dilengkapi untuk membawa bom besar yang menurut para ahli akan diperlukan untuk menyerang Fordow, yang terkubur di bawah gunung.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Edi Suwiknyo
Editor : Edi Suwiknyo
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper