Bisnis.com, JAKARTA — Pemimpin gereja Katolik dunia Paus Leo XIV menyerukan agar pemimpin Israel dan Iran menarik diri dari eskalasi perang demi kebaikan bersama dan kedamaian uamat manusia.
Sikap Paus tersebut disampaikan saat berbicara dalam Audiensi Peringatan Yubelium Olahraga di Basilika Santo Petrus yang berlangsung Sabtu (14/6/2025).
Menurutnya, pemimpin Israel dan Iran mesti mengedepankan akal sehat karena tidak ada seorang pun yang boleh mengancam keberadaan orang lain.
"Situasi di Iran dan Israel telah memburuk secara serius, dan di saat yang genting seperti ini, saya ingin sekali lagi menyerukan tanggung jawab dan akal sehat,” katanya dilansir dari vatikannews.
Paus berkebangsaan Amerika Serikat itu mengajak seluruh pemimpin negara, khususnya Iran dan Israel untuk membangun dunia yang lebih aman, bebas dari ancaman nuklir.
Dia juga meminta kedua belah pihak melakukan dialog secara konstruktif melalui pertemuan yang saling menghormati guna membangun perdamaian abadi yang didasarkan pada keadilan, persaudaraan, dan kebaikan bersama.
Baca Juga
“Merupakan kewajiban semua negara untuk mendukung upaya perdamaian dengan memulai jalur rekonsiliasi dan mempromosikan solusi yang menjamin keamanan dan martabat bagi semua," kata Paus Leo XIV.
Seruan Paus ini muncul saat Israel dan Iran terus saling serang dengan tembakan dan serangan rudal setelah Israel menyerang fasilitas nuklir dan pangkalan militer Iran pada Jumat (13/6/2025).
Iran melakukan serangan balasan dengan gelombang serangan rudal.
Sementara itu, Kardinal Dominique Joseph Mathieu menyatakan keprihatinan atas meningkatnya kekerasan yang ditandai dengan serangan Israel terhadap target-target Iran yang diikuti oleh serangan pesawat nirawak balasan dari Teheran.
"Dengan penyesalan, kami mengamati dalam beberapa jam terakhir ini, sekali lagi, bahwa perdamaian diupayakan melalui serangan pencegahan alih-alih berkomitmen pada dialog di meja perundingan," katanya.
Meskipun menghadapi berbagai tantangan, Kardinal Mathieu menyoroti misi Gereja yang sedang berlangsung di Iran sebagai tanda keterbukaan dan persaudaraan.
Dia menggambarkan peran gereja sebagai salah satu integrasi dan kehadiran di berbagai tingkatan negara.