Schoof kini akan secara resmi mengajukan pengunduran dirinya kepada kepala negara, Raja Belanda Willem-Alexander. Setelah ini, pemilihan umum akan diadakan.
Pemilihan umum kemungkinan akan diadakan sekitar Oktober atau November, berdasarkan siklus sebelumnya.
Hingga 31 Mei, jajak pendapat menunjukkan bahwa PVV milik Wilders telah kehilangan sedikit dukungannya, dari 23% pada pemilihan umum 2023 menjadi 20%.
Hal ini membuat partai tersebut hampir setara dengan aliansi GreenLeft-Labour, yang memiliki 19% dukungan dan 25 kursi di majelis rendah parlemen, jumlah kursi tertinggi kedua setelah PVV.
Politik Belanda yang terfragmentasi membuat sulit untuk memprediksi partai mana yang akan memenangkan pemilihan. Tidak mungkin satu partai pun memenangkan mayoritas 76 kursi dan butuh waktu berbulan-bulan untuk membentuk koalisi.
Menurut data otoritas pemilihan Belanda, tidak ada satu partai pun yang pernah memenangkan mayoritas sejak pemilihan langsung pertama pada 1848.
Baca Juga
Adapun, Schoof mengatakan dia dan menteri-menteri koalisi lainnya akan melanjutkan jabatan mereka dalam pemerintahan sementara hingga pemerintahan baru terbentuk setelah pemilihan umum.
Krisis politik terjadi saat Belanda dijadwalkan menjadi tuan rumah pertemuan puncak para pemimpin NATO di Den Haag pada 24-25 Juni. Mark Rutte, sekretaris jenderal NATO saat ini, adalah perdana menteri Belanda dari 2010 hingga 2024. Sebagai informasi, Rutte berafiliasi dengan VVD.
Schoof juga terlibat dalam upaya Eropa untuk memberikan dukungan kepada Ukraina dalam perangnya melawan Rusia. Pada bulan Februari, PM Belanda hadir dalam pertemuan dengan para pemimpin Eropa lainnya di Paris di mana para pemimpin berjanji untuk memberikan jaminan keamanan kepada Ukraina.