Bisnis.com, JAKARTA -- Presiden Rusia Vladimir Putin mengadakan pembicaraan langsung dengan Paus Leo XIV pada Rabu (4/6/2025) kemarin. Pembicaraan Putin dan Paus menyinggung sejumlah isu, salah satunya tentang upaya perdamaian antara Rusia dengan Ukraina.
Putin menegaskan keinginannya untuk mencapai perdamaian melalui cara politik dan diplomati. Namun dia menekankan bahwa untuk mencapai penyelesaian akhir yang adil dan menyeluruh, akar penyebab krisis harus dihilangkan.
Presiden Rusia itu juga menjelaskan kepada Paus mengenai dimulainya kembali perundingan langsung antara Rusia dan Ukraina di Istanbul. Putin merinci perjanjian khusus selama putaran kedua menghasilkan kesepakatan untuk melakukan pertukaran tawanan perang dan jenazah tentara yang tewas.
"Ditekankan bahwa pihak Rusia mengambil semua langkah yang memungkinkan untuk menyatukan kembali anak-anak dengan keluarga mereka," demikian tulis keterangan resmi Kremlin yang dikutip Kamis (5/6/2025).
Vladimir Putin juga menyinggung serangkaian aksi Kyiv yang mengandalkan peningkatan konflik dan melakukan sabotase terhadap infrastruktur sipil di wilayah Rusia. Menurutnya, serangan yang disengaja terhadap warga sipil yang dilakukan oleh pihak Ukraina baru-baru ini secara tegas didefinisikan sebagai terorisme oleh hukum internasional.
Selain itu, Putin juga berharap Paus dan Vatikan lebih aktif dalam mendukung kebebasan beragama di Ukraina. Dia menuding Kyiv terus berupaya untuk membubarkan Gereja Ortodoks Ukraina yang kanoni
Baca Juga
"Pembicaraan berlangsung konstruktif. Kedua belah pihak menyatakan niat mereka untuk tetap berhubungan."
Eskalasi Perang Rusia-Ukraina
Eskalasi perang antara Rusia dan Ukraina tampaknya akan terus meningkat pasca serangan besar-besaran pesawat nir awak yang diklaim menghancurkan puluhan pesawat pembom milik Rusia.
Melansir Reuters, Ukraina dan Rusia terus meningkatkan perang melalui salah satu pertempuran pesawat nirawak terbesar dalam konflik mereka. Sebuah jembatan jalan raya Rusia diledakkan di atas kereta penumpang. Selain itu, Ukraina juga melakukan serangan terhadap pesawat pengebom berkemampuan nuklir jauh di Siberia.
Padahal sebelumnya, setelah berhari-hari ketidakpastian mengenai apakah Ukraina akan hadir atau tidak, Presiden Volodymyr Zelenskiy mengatakan Menteri Pertahanan Rustem Umerov akan duduk bersama pejabat Rusia pada putaran kedua perundingan damai langsung di Istanbul pada hari Senin.
Namun di tengah pembicaraan tentang perdamaian, serangan Ukraina telah menewaskan tujuh orang dan 69 orang terluka usai sebuah jembatan jalan raya di wilayah Bryansk Rusia, yang bertetangga dengan Ukraina, diledakkan di atas kereta penumpang yang menuju Moskow dengan 388 orang di dalamnya. Belum ada yang mengaku bertanggung jawab.
Ukraina juga menyerang pembom jarak jauh Rusia yang berkemampuan nuklir di sebuah pangkalan militer jauh di Siberia pada hari Minggu, kata seorang pejabat intelijen Ukraina, serangan pertama sejauh ini dari garis depan yang berjarak lebih dari 4.300 km (2.670 mil).
Pejabat itu mengatakan operasi itu melibatkan penyembunyian pesawat nirawak bermuatan bahan peledak di dalam atap gudang kayu dan memuatnya ke truk yang dikemudikan di sekeliling pangkalan udara. Sebanyak 41 pesawat tempur Rusia terkena serangan, kata pejabat itu.
Adapun, Ukraina tidak memberi tahu pemerintahan Trump tentang serangan itu sebelumnya, reporter Axios Barak Ravid mengatakan pada X, mengutip seorang pejabat Ukraina yang tidak disebutkan namanya.
Kementerian Pertahanan Rusia mengakui pada aplikasi pesan Telegram bahwa Ukraina telah meluncurkan serangan pesawat nirawak terhadap lapangan udara militer Rusia di lima wilayah pada hari Minggu.
Otoritas keamanan mengklaim telah menangkis serangan kecuali di dua wilayah — Murmansk di utara jauh dan Irkutsk di Siberia - di mana "peluncuran pesawat nirawak FPV dari daerah yang dekat dengan lapangan udara mengakibatkan beberapa pesawat terbakar".