Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rangkaian Saling Serang Ukraina dan Rusia Jelang Perundingan Damai

Jelang perundingan damai, ada sejumlah serangan antara Rusia dan Ukraina
Bendera Rusia di sebuah kapal yang berada di St Petersburg, Rusia. / Bloomberg-Andrey Rudakov
Bendera Rusia di sebuah kapal yang berada di St Petersburg, Rusia. / Bloomberg-Andrey Rudakov

Bisnis.com, JAKARTA – Di saat dunia berharap pada secercah harapan perdamaian, perang antara Rusia dan Ukraina justru memasuki fase eskalasi yang belum pernah terlihat sebelumnya.

Kondisi ini terjadi hanya sehari menjelang putaran kedua perundingan damai langsung yang dijadwalkan di Istanbul.

Dikutip dari Reuters, ukraina dan Rusia melancarkan salah satu konfrontasi drone terbesar sepanjang konflik ini. Ukraina mengklaim telah menyerang pangkalan udara Rusia yang menjadi tempat beroperasinya pembom strategis berkemampuan nuklir di Siberia—lebih dari 4.300 kilometer dari garis depan.

Seorang pejabat intelijen Ukraina menyebut 40 pesawat tempur Rusia terkena serangan tersebut. Serangan ini menjadi salah satu operasi jarak jauh paling berani yang dilakukan Kyiv sejak invasi Rusia dimulai pada Februari 2022.

Ukraina menyerang pesawat pengebom jarak jauh Rusia yang berkemampuan nuklir di sebuah pangkalan militer di Siberia pada hari Minggu, serangan pertama sejauh ini dari garis depan yang berjarak lebih dari 4.300 km (2.670 mil), menurut para blogger pro-Rusia.

Video dan gambar yang belum diverifikasi yang diunggah di media sosial menunjukkan pesawat pengebom strategis Rusia - yang tujuannya adalah untuk menjatuhkan bom nuklir pada target jarak jauh - terbakar di pangkalan udara Belaya di utara Irkutsk.

Reuters tidak dapat segera memverifikasi rekaman tersebut tetapi di Kyiv, seorang pejabat intelijen Ukraina mengatakan kepada Reuters bahwa badan keamanan dalam negeri Ukraina, SBU, melakukan serangan pesawat tak berawak besar-besaran terhadap lebih dari 40 pesawat militer Rusia.

Sumber Ukraina, yang berbicara dengan syarat anonim kepada Reuters di Kyiv, mengatakan pesawat yang diserang termasuk pesawat pengebom strategis Tu-95 dan Tu-22, yang digunakan Rusia untuk menembakkan rudal jarak jauh ke Ukraina.

Igor Kobzev, gubernur Irkutsk, mengatakan bahwa telah terjadi serangan pesawat nirawak terhadap satuan militer di dekat desa Sredny di distrik Usolsky, tetapi tidak menyebutkan penerbangan strategis.

Dalam video yang diunggahnya di Telegram, pesawat nirawak terdengar terbang di atas kepala dan gumpalan asap raksasa mengepul ke langit.

Namun, ia mengatakan bahwa itu adalah serangan pertama di bagian Siberia itu - dan menambahkan bahwa jumlah pesawat nirawak dalam serangan itu tidak jelas. Pesawat nirawak itu, katanya, telah diluncurkan dari sebuah truk.

Pangkalan udara Belaya, atau Sredny, terletak di dekat desa Sredny, dan menampung pembom strategis jarak jauh supersonik Tupolev Tu-22M, menurut perincian sumber terbuka tentang angkatan bersenjata Rusia.

Ada juga serangan pesawat nirawak Ukraina di wilayah Murmansk di Rusia utara, menurut pejabat setempat. Pangkalan udara Olenya, yang juga menampung penerbangan strategis, terletak di wilayah Murmansk, menurut data sumber terbuka.

Sementara itu, sebuah insiden tragis terjadi di wilayah Bryansk, Rusia, yang berbatasan dengan Ukraina. Sebuah jembatan jalan raya yang dilewati kereta penumpang menuju Moskow, dengan 388 orang di dalamnya, diledakkan. Setidaknya tujuh orang tewas dan 69 lainnya luka-luka. Belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas serangan ini.

Tak lama berselang, Rusia melakukan serangan balasan besar-besaran. Menurut Angkatan Udara Ukraina, Rusia meluncurkan 472 drone dan tujuh rudal semalaman. Angka ini menjadi jumlah drone tertinggi yang diluncurkan dalam satu malam sepanjang perang berlangsung.

Komandan pasukan darat Ukraina, salah satu posisi paling senior di militer negara itu, mengumumkan pada hari Minggu bahwa ia mengajukan pengunduran dirinya, dengan alasan serangan mematikan terhadap fasilitas pelatihan militer Ukraina.

Mayor Jenderal Mykhailo Drapatyi telah memimpin pasukan darat Ukraina yang besar sejak November tahun lalu.

"Ini adalah langkah sadar yang ditentukan oleh rasa tanggung jawab pribadi saya atas tragedi di tempat pelatihan ke-239, yang mengakibatkan kematian prajurit kami," tulisnya di Facebook.

Pernyataan sebelumnya dari halaman Telegram pasukan darat mengatakan bahwa dua belas prajurit telah tewas dan 60 lainnya terluka oleh serangan rudal Rusia pada hari Minggu.

"Mereka adalah orang-orang muda dari batalion pelatihan. Sebagian besar dari mereka berada di tempat perlindungan," tulis Drapatyi. "Mereka seharusnya belajar, hidup, berjuang, bukan mati. Belasungkawa terdalam saya kepada keluarga korban dan semua yang menderita."

Di lapangan, Rusia mengklaim telah memperluas cengkeramannya di wilayah Sumy, Ukraina timur laut. Sumber pemetaan terbuka pro-Ukraina menunjukkan bahwa Rusia berhasil merebut sekitar 450 kilometer persegi wilayah Ukraina sepanjang Mei—kemajuan tercepat dalam enam bulan terakhir.

Secara keseluruhan, Rusia kini menguasai hampir seperlima wilayah Ukraina, setara dengan 113.100 km persegi, luas yang kira-kira sebanding dengan negara bagian Ohio di Amerika Serikat.

Ketegangan di Tengah Upaya Perdamaian

Di tengah intensifikasi konflik, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy menyatakan bahwa Menteri Pertahanan Rustem Umerov akan mewakili Ukraina dalam perundingan damai langsung putaran kedua dengan pejabat Rusia di Istanbul pada Senin. Perundingan ini merupakan hasil inisiatif Presiden Rusia Vladimir Putin.

Putaran pertama perundingan sempat menghasilkan pertukaran tahanan terbesar sejak perang dimulai, namun belum menunjukkan adanya kesepahaman tentang cara mengakhiri konflik.

Menurut dokumen yang dilihat oleh Reuters itu, delegasi Ukraina akan mengusulkan peta jalan menuju perdamaian yang berkelanjutan. Isi proposal tersebut mencakup bahwa tidak ada pembatasan atas kekuatan militer Ukraina pascaperjanjian damai.

Lalu, tidak ada pengakuan internasional atas kedaulatan Rusia di wilayah Ukraina yang diduduki. Tak hanya itu, Ukraina menuntut reparasi dari Rusia atas kerusakan akibat perang. Termasuk, garis depan saat ini akan menjadi titik awal negosiasi batas wilayah.

Sebaliknya, proposal awal Putin pada Juni tahun lalu mensyaratkan agar Ukraina melepaskan keinginan bergabung dengan NATO dan menarik seluruh pasukannya dari empat wilayah yang kini diklaim Rusia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Akbar Evandio
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper