Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Respons Istana soal Konflik India - Pakistan

Prabowo Subianto secara konsisten menyerukan penghentian perang, termasuk potensi eskalasi militer antara India dan Pakistan.
Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri India, Narendra Modi, pada Sabtu, 25 Januari 2025, di Hyderabad House, New Delhi. - Dok. BPMI Setpres/Laily Rachev.
Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri India, Narendra Modi, pada Sabtu, 25 Januari 2025, di Hyderabad House, New Delhi. - Dok. BPMI Setpres/Laily Rachev.

Bisnis.com, JAKARTA – Kepala Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi menyatakan bahwa Presiden Prabowo Subianto secara konsisten menyerukan penghentian perang dan mendorong gencatan senjata antara India dan Pakistan.

Saat ditanya apakah Presiden Prabowo akan menghubungi langsung pimpinan kedua negara tersebut, Hasan belum dapat memberikan jawaban pasti.

“Saya belum bisa jawab. Tapi yang jelas, pendirian Presiden selama ini di seluruh konflik di dunia, beliau selalu menyerukan penghentian perang sesegera mungkin,” ujar Hasan di Agreya Coffe, Menteng, Jakarta, Sabtu (10/5/2025).

Hasan menegaskan bahwa Prabowo selama ini aktif mendorong perdamaian dalam berbagai forum internasional.

Dia menyebut bahwa Presiden memandang setiap konflik—meski terjadi di tempat yang jauh—dapat berdampak pada ketenangan dunia secara keseluruhan.

“Presiden selalu menyerukan genjatan sesegera mungkin, supaya perdamaian segera terjadi, supaya dunia segera tenang dan damai. Karena satu konflik di ujung dunia sekalipun itu pasti mengganggu ketenangan dunia secara umum,” tegasnya.

Hasan juga mengingatkan kembali pernyataan Prabowo sejak debat Pilpres 2019, yang menyebut bahwa perang bisa terjadi kapan saja dan bangsa Indonesia harus selalu waspada. Saat itu, banyak pihak meragukan peringatan tersebut.

“Banyak ahli yang waktu itu entah naif, entah sok tahu, kami gak tahu. Dia bilang 20 tahun ke depan nggak akan ada perang, dunia lagi damai kok, siapa yang hari ini mau perang, kira-kira begitu kesimpulan banyak orang waktu itu,” ucapnya.

Dia memerinci dari pernyataan itu justru berbanding terbalik dengan kejadian di lapangan, mulai dari 2022 Rusia menyerang Ukraina yang sampai hari ini belum selesai. Oktober 2023 pun Israel menginvasi Gaza, dan minggu ini India perang dengan Pakistan.

Menurut Hasan, konflik antara dua negara bersenjata nuklir yang berada relatif dekat dari Indonesia harus menjadi perhatian serius.

“Minggu ini ada perang yang makin dekat negara kita. Nggak jauh ini. Ini beberapa jam penerbangan sudah sampai di daerah konflik antara 2 negara yang punya senjata nuklir. Kita nggak tau nih follow up-nya gimana. Karena sudah serangan terbuka kan, ketika pesawat sudah mengebom 9 titik di Pakistan kan berarti sudah perang terbuka. Perang makin dekat ke negara kita,” pungkas Hasan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Akbar Evandio
Editor : Edi Suwiknyo
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper