Bisnis.com, JAKARTA - Rusia menghantam Kyiv dengan rudal dan drone pada Kamis (24/4/2025).
Serangan yang menewaskan sedikitnya 12 orang dalam serangan terbesar di ibu kota Ukraina tahun ini dan menarik teguran langka dari Presiden AS Donald Trump: Vladimir, Hentikan!
Menurut Trump, serangan Rusia ke Kyiv, "tidak perlu" dan "waktu yang sangat buruk" saat dia mendorong perdamaian, juga melukai 90 orang, menghancurkan bangunan dan menyalakan api, kata pejabat Ukraina.
Dilansir dari Reuters, tim penyelamat masih menemukan mayat dari reruntuhan lebih dari 12 jam kemudian.
Serangan itu terjadi pada saat kritis dalam perang Rusia di Ukraina, yang dimulai dengan invasi skala penuh Moskow pada tahun 2022.
Baik Kyiv dan Moskow mencoba menunjukkan kepada Trump bahwa mereka membuat kemajuan menuju tujuannya untuk mencapai kesepakatan damai yang cepat.
Baca Juga
"Saya tidak senang dengan serangan Rusia di KYIV. Tidak perlu, dan waktu yang sangat buruk. Vladimir, BERHENTI! 5000 tentara seminggu sekarat. Mari kita selesaikan Kesepakatan Damai!" tulis Trump di Truth Social dikutip dari Reuters, Jumat dini hari (25/4/2025).
"Apa pun yang bertentangan dengan nilai-nilai kami atau konstitusi kami tidak dapat dimasukkan dalam perjanjian apa pun."
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy, yang mempersingkat perjalanannya ke Afrika Selatan setelah serangan Rusia.
Dia mengatakan tidak melihat tanda-tanda Washington memberikan tekanan kuat pada Rusia.
Ditanya oleh seorang wartawan apakah menurutnya Putin akan mendengarkan seruannya untuk menghentikan serangan rudal, Trump menjawabnya dengan lugas.
"Dia akan dengarkan saya," tuturnya.
Trump juga mengatakan bahwa dia memiliki "batas waktu sendiri" untuk mencapai penyelesaian damai antara Rusia dan Ukraina, tanpa mengatakan hal yang lebih jelas.