Bisnis.com, JAKARTA — Andi Sudirman Sulaiman (ASS)-Fatmawati Rusdi untuk sementara unggul dalam hasil quick count lembaga survei Indikator Politik Indonesia di Pilkada Sulawesi Selatan 2024.
Menurut quick count yang dilakukan Indikator Politik hingga Rabu (27/11/2024) pukul 15.45 WIB, pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur nomor urut 2 itu meraih suara sebesar 75,75%.
Sementara itu, Ramdhan Pomanto-Azhar Arsyad berada di peringkat kedua. Pasangan cagub dan cawagub nomor urut 1 itu meraih suara sebesar 24,25%.
Pada saat itu, Indikator Politik melaporkan jumlah suara yang telah masuk dalam hasil quick count Pilkada Sulsel 2024 sudah mencapai 68,25%.
Tingkat partisipasi publik dalam Pilkada Sulsel 2024 menurut hasil quick count versi Indikator Politik mencapai 77,55%. Margin of error dari hasil quick count ini tercatat sebesar 1,70%.
Bila diperinci, Indikator Politik Indonesia pasangan Andi Sudirman Sulaiman-Fatmawati Rusdi unggul di seluruh daerah pemilihan atau dapil. Bahkan, paslon petahana ini sangat dominan di dapil Sulsel II. Berikut perinciannya:
Baca Juga
Wilayah |
Ramdhan Pomanto-Azhar Arsyad | Andi Sudirman Sulaiman-Fatmawati Rusdi | Data Masuk |
Sulsel I | 38,32% | 61,72% | 66,67% |
Sulsel II | 19,88% | 80,12% | 63,07% |
Sulsel III | 44,03% | 55,97% | 83,33% |
Total | 24,25% | 75,75% | 67,75% |
Sebagai catatan, quick count hanya merupakan salah satu metode penghitungan suara yang dapat menjadi panduan publik dalam memantau hasil Pilkada 2024.
Berdasarkan sejumlah sumber, metode quick count dilakukan dengan menggunakan ilmu statistik, yakni mengambil dan menghitung sebagian kecil sampel suara untuk memprediksi hasil akhir.
Data dihimpun berdasarkan berita acara hasil perhitungan (C1) di TPS. Adapun pemilihan sampel ini tidak dilakukan secara acak, melainkan memiliki beberapa pertimbangan ataupun kriteria tertentu, sehingga sampel tersebut valid untuk menjadi perwakilan dari keseluruhan masyarakat.
Karena mengambil sampel dari beberapa TPS, metode ini memiliki margin of error yang lebih rendah dibandingkan exit poll.
Kendati begitu, hasil quick count bukanlah hasil akhir pemilu (real count) dari Komisi Pemilihan Umum, sehingga tidak dapat dijamin 100% keakuratannya.