Bisnis.com, JAKARTA - Ukraina mampu memproduksi empat juta drone setiap tahun dan dapat dengan cepat meningkatkan produksi senjata lainnya.
Hal tersebut diungkapkan oleh Presiden Volodymyr Zelensky dalam pernyataan yang diizinkan untuk dipublikasikan pada Rabu (2/10/2024).
Zelensky, berbicara di hadapan para eksekutif dari puluhan produsen senjata asing di Kyiv, menyampaikan bahwa Ukraina telah menandatangani kontrak untuk memproduksi 1,5 juta drone pada tahun ini.
Sebelumnya, produksi drone di Ukraina hampir tidak ada sebelum invasi Rusia pada Februari 2022.
"Dalam kondisi perang skala penuh yang sangat sulit di bawah serangan Rusia yang terus-menerus, Ukraina mampu membangun industri pertahanan yang hampir baru," terangnya, dikutip dari Reuters pada Rabu (2/10/2024).
Dalam acara yang sama, Perdana Menteri Denys Shmyhal menyebutkan bahwa Ukraina meningkatkan produksi senjata dalam negeri tiga kali lipat pada tahun 2023, dan kemudian menggandakan jumlahnya lagi hanya dalam delapan bulan pertama tahun 2024. Namun, pejabat Ukraina tidak memberikan angka pasti.
Baca Juga
Sebagai informasi, selama lebih dari 31 bulan melawan pasukan Rusia, Ukraina telah menghabiskan sekitar setengah dari anggaran negaranya, yakni US$40 miliar atau sekitar Rp611 triliun.
Ukraina juga menerima dukungan militer dan keuangan yang signifikan dari sekutu Baratnya.
Sementara itu, Rusia diperkirakan akan menaikkan anggaran militernya sebesar 25% pada 2025, dibandingkan dengan 2024 yaitu sekitar US$145 miliar atau sekitar Rp2.214 triliun.
Para pejabat Ukraina menyatakan bahwa mereka memperkirakan pendanaan asing akan berkurang secara bertahap, sementara kebutuhan pertahanan terus meningkat. Ukraina juga akan lebih fokus untuk memproduksi senjata sebanyak mungkin di dalam negeri.
Shmyhal menambahkan bahwa pemerintah berencana meningkatkan pengeluaran untuk mendukung pertumbuhan produksi senjata dalam negeri pada 2025.
"Anggaran tahun depan memperkirakan peningkatan dana sebesar 65% untuk pembelian senjata. Ini merupakan peningkatan hampir US$7 miliar," ujar Shmyhal dalam forum tersebut.