Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul menyampaikan bakal mengkaji perluasan ranah program bantuan sosial (bansos) untuk menyasar kelas menengah terancam.
Menurutnya, fenomena badai pemutusan hubungan kerja (PHK) yang kian bertambah dengan total pekerja yang kena PHK mencapai 52.993 pekerja hingga 26 September 2024 lalu.
Termasuk ukuran standar internasional yang mengacu terhadap ketentuan Bank Dunia (World Bank) lantaran menetapkan garis kemiskinan terbaru sebesar US$3,2 per kapita per hari dari sebelumnya hanya US$1,9.
“Itu juga yang termasuk kami kan perlu kerja sama dengan Kemenaker karena banyak yang perlu dikerjakan beberapa waktu ke depan, tetapi yang jelas Kemensos berusaha melakukan berbagai hal lewat pusat data dan informasi untuk update data kami dulu,” tuturnya kepada wartawan di kompleks Istana Kepresidenan, Senin (30/9/2024).
Sekretaris jenderal (Sekjen) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu pun mengatakan bahwa pihaknya bakal kembali mengevaluasi program bantuan sosial (bansos) agar kian maksimal dan tepat sasaran.
Hal ini disampaikannya untuk menjawab tantangan dari fenomena inflasi di kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau yang secara tahun ke tahun (year on year/yoy) mengalami peningkatan hingga 1,38% dari 2023 lalu.
Baca Juga
Sekadar informasi, inflasi yoy untuk kelompok tersebut pada 2023 mencapai angka 6,05% serta mengalami peningkatan yang cukup signifikan pada 2024 menjadi 7,43%. Atau kenaikan sebesar 1,38%.
“Kami lagi diskusi ya, kami dalami, meskipun APBN sudah diketok, tetapi yang sedang ingin kami pastikan lagi adalah sasaran, sasaran ini kita bisa dapat gambaran baru, karena data itu dinamis, data itu dinamis sekali,” ujarnya kepada wartawan di kompleks Istana Kepresidenan, Senin (30/9/2024).
Menurutnya, ke depan pemerintah pusat khususnya Kementerian Sosial (Kemensos) bakal memasifkan kerja sama dengan pemerintah daerah (pemda) baik tingkat Kabupaten/Kota dalam memahami dinamika pemberian bansos.
Salah satunya, kata Gus Ipul, kerja sama dilakukan demi memperbarui data-data di lapangan terhadap penerima bansos.
“Mungkin ada yang meninggal atau mungkin ada yang sudah tidak masuk dalam kategori memperoleh bantuan, atau ada yang turun jadi berhak mendapatkan, ini lagi kami sinkronisasi dan diskusikan,” pungkas Gus Ipul.