Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Trump Bakal Tuntut Google Jika Jadi Presiden AS, Ini Alasannya

Donald Trump akan menuntut Google jika memenangkan Pilpres AS 5 November mendatang. Ini alasannya
Mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump saat konferensi pers di Trump National Golf Club di Bedminster, New Jersey, Amerika Serikat, Kamis (15/8/2024). Bloomberg/Bing Guan
Mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump saat konferensi pers di Trump National Golf Club di Bedminster, New Jersey, Amerika Serikat, Kamis (15/8/2024). Bloomberg/Bing Guan

Bisnis.com, JAKARTA – Calon presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Republik, Donald Trump, berjanji akan menuntut Google jika memenangi Pilpre pada 5 November mendatang. Trump mengklaim bahwa Googloe hanya menampilkan cerita buruk tentangnya.

Meski demikian, Trump, dalam unggahannya di media sosial Truth Social, tidak memberikan bukti atas pernyataannya tentang Google.

Mengutip Reuters pada Sabtu (28/9/2024), dalam unggahannya Trump menyebut Google secara ilegal menggunakan sistem yang hanya mengungkapkan dan menampilkan cerita buruk tentang dirinya. Trump bahkan menyebut beberapa cerita tersebut juga dikarang untuk tujuan ini.

Sementara, pada saat yang sama, dia menuding Google hanya mengungkapkan cerita baik tentang calon presiden dari Partai Demokrat, Kamala Harris.

“Ini adalah aktivitas ilegal, dan mudah-mudahan Departemen Kehakiman akan mengadili mereka secara pidana atas campur tangan terang-terangan dalam pemilu ini. Jika tidak, dan tunduk pada hukum negara kami, saya akan meminta penuntutan mereka, semaksimal mungkin, ketika saya memenangkan pemilu, dan menjadi presiden Amerika Serikat,” kata Trump.

Adapun, hingga saat ini Google belum memberikan tanggapan terhadap tudingan Trump, yang juga merupakan Presiden AS periode 2016-2020 lalu.

Trump membuat klaim serupa tentang Google pada tahun 2019, menurut Washington Post. Dia menuduh dalam serangkaian postingan di Twitter, yang kini dikenal sebagai X, bahwa Google menyukai berita negatif tentang dirinya pada pemilihan presiden tahun 2016. Google menolak klaim tersebut pada saat itu.

Namun, dalam beberapa pekan terakhir, beberapa pendukung mantan presiden tersebut kembali memperbaharui tuduhan tersebut. Pada bulan Juli, beberapa hari setelah percobaan pembunuhan terhadap Trump, miliarder Elon Musk, dalam sebuah postingan di X, menuduh Google melarang pencarian mantan presiden tersebut.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper