Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Debat Pilpres AS, Kamala Harris Tuding Donald Trump 'Jual' AS ke China

Perdagangan chip antara Amerika Serikat dengan China, hingga pembatasan impor dari Negeri Tirai Bambu menjadi topik sengit dalam debat calon presiden AS.
Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris dalam sebuah acara di Upper Marlboro, Maryland, Amerika Serikat, Kamis (15/8/2024). / Bloomberg-Aaron Schwartz
Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris dalam sebuah acara di Upper Marlboro, Maryland, Amerika Serikat, Kamis (15/8/2024). / Bloomberg-Aaron Schwartz

Bisnis.com, JAKARTA — Calon Presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Demokrat, Kamala Harris mengecam lawannya dalam pilpres 2024, Donald Trump karena tidak melindungi kepentingan Negeri Paman Sam terhadap China. Harris juga mengkritik pujian konstituen Trump terhadap pemimpin China, Xi Jinping selama pandemi global.  

"Di bawah kepresidenan Donald Trump, dia akhirnya menjual chip Amerika ke China untuk membantu mereka meningkatkan dan memodernisasi militer mereka," kata Harris dalam debat yang disiarkan televisi pada Selasa malam.

Harrid melanjutkan, kebijakan mengenai China harus memastikan Amerika Serikat memenangkan persaingan di abad ke-21. Harris juga mengklaim bahwa Trump 'menjual' AS selama masa jabatannya.

Kritik terhadap China telah menjadi isu bipartisan di Washington, dan kedua belah pihak bersaing untuk menunjukkan betapa mereka akan bersikap keras terhadap negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia tersebut.

Trump berusaha memblokir negara-negara untuk membeli peralatan Huawei Technologies Co. untuk jaringan 5G dan mengenakan tarif terhadap lebih dari US$300 miliar barang-barang China selama masa kepresidenannya. 

Sementara itu, Presiden Joe Biden telah mempertahankan sebagian besar pembatasan tersebut, sambil menggalang mitra AS untuk membatasi akses China terhadap chip-chip canggih dengan alasan masalah keamanan nasional.

Trump menekankan bahwa pemerintahan Biden telah mempertahankan tarif yang telah dia tetapkan terhadap China, dan mengklaim bahwa hal ini terjadi karena mereka menghasilkan terlalu banyak pendapatan sehingga tidak bisa dilepaskan.

Trump kembali mengindikasikan bahwa dia akan menaikkan tarif lebih lanjut terhadap China jika terpilih pada bulan November, sebuah kebijakan yang dikritik Harris sebagai kebijakan yang buruk bagi konsumen Amerika. 

Komentar mereka muncul di tengah "Pekan China" di DPR AS saat mereka melakukan pemungutan suara mengenai undang-undang yang membatasi hubungan dengan Beijing.

Meskipun memulai perang dagang dengan China, Trump terkadang menunjukkan apresiasi pribadi terhadap Xi Jinping, yang merupakan pemimpin China paling berkuasa sejak Mao Zedong.

"Dia sebenarnya berterima kasih kepada Presiden Xi atas apa yang dia lakukan selama Covid. Lihat tweetnya – 'Terima kasih, Presiden Xi. Kami tahu bahwa Xi bertanggung jawab atas kurangnya dan tidak memberikan kami transparansi tentang asal usul Covid'," kata Harris

Perdebatan ini memberi Harris kesempatan untuk secara terbuka menyempurnakan kebijakannya mengenai China setelah menjadi capres Partai Demokrat pada menit-menit terakhir. Dia diperkirakan akan melanjutkan pendekatan pemerintahan Biden dalam mengelola hubungan melalui diplomasi intensif.

Petunjuk mengenai sikapnya terhadap China tersebar melalui situs web kebijakan kampanyenya yang diposting minggu ini, termasuk kalimat yang menyatakan bahwa Wakil Presiden Harris tidak akan mentolerir praktik perdagangan tidak adil dari China atau pesaing mana pun yang melemahkan pekerja AS.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper