Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekam Jejak Paus Fransiskus, Penggerak Kaum Muda Argentina dan Dunia

Paus Fransiskus memiliki rekam jejak yang erat dengan pergerakan kaum muda untuk merealisasikan perubahan sosial. Scholas Occurrentes jadi buktinya.
Paus Fransiskus memimpin doa Angelus dari jendelanya di Vatikan. Reuters
Paus Fransiskus memimpin doa Angelus dari jendelanya di Vatikan. Reuters

Bisnis.com, JAKARTA — Paus Fransiskus memiliki rekam jejak yang erat dengan pergerakan kaum muda untuk merealisasikan perubahan sosial.

Jauh sebelum diangkat sebagai pemimpin tertinggi Gereja Katolik, biarawan bernama lengkap Jose Mario Bergoglio ini menginisiasi gerakan yang pada akhirnya mampu memberikan sumbangsih pada perbaikan ekonomi dan politik di negara asalnya, Argentina.

Bahkan, gerakan kaum muda untuk memajukan pendidikan itu kemudian mendunia setelah Paus Fransiskus terpilih dalam konklaf pada 13 Maret 2013.

Nama gerakan itu adalah Scholas Occurrentes yang merupakan sebuah gerakan pendidikan internasional yang diluncurkan secara global pada 2013 oleh Paus Fransiskus. 

José María del Corral, Presiden Global Scholas Occurrentes, mengisahkan, saat Jorge Mario Bergoglio menjabat sebagai Uskup Agung Buenos Aires, Argentina tengah dihadapkan pada banyak problem, mulai dari ekonomi, sosial hingga politik.

“Saat itu di argentina banyak problem, ekonomi dan politik. Semua lawan semua di tengah kelaparan dan kemiskinan,” jelasnya di sela-sela konferensi pers yang digelar Scholas Occurrentes menjelang kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia, Senin (2/9/2024).

Menurut del Corral, Uskup Bergoglio saat itu coba mengidentifikasi situasi krisis dan akar masalah yang ada di Argentina. Dia pun sadar, pendidikan menjadi salah satu masalah krusial di Argentina saat itu.

“Untuk itu, dia mengajak para guru bertemu, termasuk saya, karena pendidikan penting agar negara bisa berubah,” jelasnya.

Ide selanjutnya kemudian muncul dari del Corral untuk mengumpulkan kaum muda yang dianggap mampu memikirkan ide dan mengatasi problem krusial di negara tersebut.

José María del Corral, Presiden Global Scholas Occurrentes, memberikan keterangan kepada awak media di sela-sela konferensi pers di Jakarta jelang kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia, Senin (2/9/2024)./Bisnis-Oktaviano DB Hana
José María del Corral, Presiden Global Scholas Occurrentes, memberikan keterangan kepada awak media di sela-sela konferensi pers di Jakarta jelang kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia, Senin (2/9/2024)./Bisnis-Oktaviano DB Hana

Alhasil, para kaum muda lintas agama yang dikumpulkan Uskup Bergoglio bersama para guru itu mampu merumuskan ide yang kemudian dibawa ke kongres di Argentina dan kemudian menjadi kebijakan publik.

“Dalam diskusi enam bulan para pemuda Katolik, Islam dan berbagai agama menemukan ide dan membawanya ke kongres untuk mendorong implementasi ide itu. Usulan itu pun di-voting dan akhirnya menjadi kebijakan di Argentina. Itulah Scholas Occurrentes berawal,” jelas del Corral.

Scholas Occurrentes Menjadi Gerakan Global

Setelah diangkat menjadi pemimpin ke-266 Gereja Katolik, Paus Fransiskus kemudian berkata kepada del Corral bahwa problem pendidikan tidak hanya menjadi masalah di Argentina. Permasalahan fundamental itu terjadi di seluruh dunia.

Oleh karena itu, Paus Fransiskus mendorong agar Scholas Occurrentes menjadi gerakan global.

“Sejak saat itu, kami mulai mendengarkan ide dan curahan hati anak muda dari berbagai belahan dunia. Apa kesulitan yang mereka hadapi, apa mimpinya?” jelas del Corral.

Gerakan tersebut bahkan sudah hadir di 70 negara di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. 

Scholas Occurrentes hadir di Indonesia sejak diundang dalam agenda G20 Summit di Bali, Indonesia, pada 2022.

“Dan itulah awal dari perjalanan Scholas Occurrentes di Indonesia,” jelasnya.

Sejak saat itu, Scholas Occurrentes mengumpulkan kaum muda, termasuk dari Lombok, untuk dibawa ke Spanyol dan menyaksikan berbagai program yang dijalankan gerakan tersebut.

Bagi del Corral, metode dan program Scholas Occurrentes bisa menjadi sarana bagi pengembangan kaum muda di Indonesia. 

“Sehingga dapat menjadi bagian dari warisan Paus Fransiskus bagi Indonesia, sekaligus belajar dari kekayaan budaya, masyarakat, dan sekolahnya."

Adapun, Paus Fransiskus dijadwalkan tiba di Bandara Soekarno-Hatta pada 3 September sore. Setelah itu, Paus Fransiskus akan beristirahat lebih dulu sebelum melakoni sejumlah agenda di Jakarta pada esok hari.

Pada 4 September pagi, Paus Fransiskus diagendakan akan bertemu dengan Presiden RI Joko Widodo di Istana Negara. Selanjutnya, imam Katolik bernama asli Jorge Mario Bergoglio itu akan bertemu dengan para imam Serikat Yesus di Gereja Katedral Jakarta serta menemui kelompok pemuda para religius di belakang Katedral.

Salah satu agenda penting lainnya dalam lawatan adalah pertemuan Paus Fransiskus dengan para pemimpin lintas agama di Masjid Istiqlal. Pertemuan disebut memiliki peran penting karena menjadi simbol persatuan dan toleransi antar umat beragama di Indonesia.

Dari Istiqlal, Paus Fransiskus akan melanjutkan agendanya, yakni memimpin Misa Kudus di Stadion GBK dan Stadion Madya, Senayan, Jakarta. Agenda terakhir ini rencananya dihadiri oleh sekitar 86.000 umat Katolik.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper