Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Kamala Harris secara resmi menerima mandat sebagai calon presiden pilihan Partai Demokrat dalam Pilpres AS pada Kamis (22/8/2024) waktu setempat.
Harris kembali menyerukan ajakan untuk mengakhiri perang di Gaza dan melawan tirani di seluruh dunia, yang sangat kontras dengan Donald Trump dari Partai Republik.
“Dalam perjuangan abadi antara demokrasi dan tirani, saya tahu di mana saya berdiri dan saya tahu di mana Amerika Serikat seharusnya berada,” kata Harris dikutip dari Reuters, Jumat (23/8/2024), seraya menuduh Trump bersikap ramah terhadap para diktator.
Pada malam terakhir konvensi Partai Demokrat tersebut, Harris, berusaha mendefinisikan kembali dirinya untuk Amerika saat dia dan Trump memasuki periode 11 minggu terakhir kampanye yang sangat ketat.
Setelah berhari-hari protes dari para pendukung Palestina yang kecewa karena tidak mendapatkan tempat berbicara di konvensi tersebut, Harris menyampaikan janji untuk mengamankan Israel, memulangkan para sandera dari Gaza dan mengakhiri perang di daerah kantong Palestina.
“Sekarang adalah waktunya untuk mencapai kesepakatan penyanderaan dan gencatan senjata dan biar saya perjelas, saya akan selalu membela hak Israel untuk membela diri dan saya akan selalu memastikan Israel mempunyai kemampuan untuk membela diri.”
Baca Juga
Dia melanjutkan, apa yang terjadi di Gaza selama 10 bulan terakhir sungguh menyedihkan. Begitu banyak nyawa tak berdosa yang hilang, orang-orang kelaparan yang putus asa terus menerus melarikan diri demi keselamatan. Harris mengatakan, skala penderitaan tersebut sangat memilukan.
Harris melanjutkan, dirinya dan Presiden AS, Joe Biden berupaya mengakhiri perang ini sehingga Israel aman, para sandera dibebaskan, penderitaan di Gaza berakhir dan rakyat Palestina dapat mewujudkan hak mereka atas martabat, keamanan, kebebasan, dan menentukan nasibnya sendiri.
Harris muncul sebagai kandidat dari Partai Demokrat sekitar sebulan yang lalu ketika sekutu Presiden Joe Biden, memaksanya untuk mundur dari pencalonan. Jika berhasil, Harris akan mencetak sejarah sebagai perempuan pertama yang terpilih sebagai presiden AS.
Dia menggambarkan pemilu tanggal 5 November sebagai kesempatan berharga dan singkat untuk mengatasi kepahitan, sinisme, dan pertempuran yang memecah-belah di masa lalu. Dia juga memandang pemilu tersebut sebagai sebuah kesempatan untuk memetakan jalan ke depan yang baru.
Harris melontarkan serangkaian pernyataan yang kontras dengan Trump. Dia menuduh Trump tidak memperjuangkan kelas menengah, berencana memberlakukan kenaikan pajak melalui usulan tarifnya, dan telah memulai penghentian hak konstitusional untuk melakukan aborsi dengan pilihannya untuk menjadi Ketua Mahkamah Agung AS.
Harris mencatat keputusan Mahkamah Agung baru-baru ini mengenai kekebalan presiden dan risiko yang akan ditimbulkan jika Trump kembali berkuasa.
“Bayangkan saja Donald Trump tanpa pagar pembatas,” katanya.
Trump, yang telah berjanji untuk menanggapi pidato Harris secara langsung mengunggah serangkaian pesan di aplikasi media sosial, Truth Social, ketika Harris berbicara. Beberapa unggahan tersebut termasuk menyebut Harris mewakili Ketidakmampuan dan Kelemahan – Negara kita ditertawakan di seluruh dunia! " dan "Dia tidak akan pernah dihormati oleh para Tiran Dunia!"