Bisnis.com, JAKARTA - Penyair sekaligus penulis naskah senior Goenawan Mohamad tidak dapat membendung air mata kala melakukan audiensi dengan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait penganuliran putusan MK terkait syarat ambang batas pencalonan di Pemilihan Kepala daerah (Pilkada).
Dalam audiensi tersebut, Goenawan menyebutkan saat ini situasi negara sedang tidak baik baik saja atau sedang dalam kegentingan.
“Terima kasih prof, para hakim MK sudah menerima kami di sini, orang-orang dari jalanan. Saya kira semua bersepakat bahwa keadaan sedang genting, saya bahagia bisa ada di sini," kata Goenawan di Gedung MK, Kamis (22/8/2024).
Pasca mengucapkan kalimat tersebut, penulis buku Catatan Pinggir ini seakan tak bisa membendung air matanya untuk berbicara lebih banyak lagi.
Namun dalam riuh sorak semangat yang diberikan kepada dirinya, Goenawan menyampaikan bahwa untuk menumpas permasalahan saat ini, jalan yanh harus ditempuh adalah revolusi.
“Ya, kalau saya enggak menahan diri, saya bilang kita revolusi aja. Tapi saya tahu ongkosnya banyak dan tagihannya kita enggak tahu kepada siapa. Tapi keadaan sudah keterlaluan. Sebenarnya DPR yang melawan konstitusi harus dibubarkan,” ujarnya.
Baca Juga
Adapun rombongan massa aksi menggeruduk gedung Makhamah Konstitusi (MK) untuk menyampaikan aspirasi atas dibegalnya konstitusi negara setelah perubahan dalam Rancangan Undang-Undang Pilkada, Kamis (22/8/2024).
Dalam pantaun Bisnis di lokasi, massa aksi mendatangi gedung MK sekitar pukul 10.14 WIB. Kedatangan mereka dibarengi dengan teriakan untuk menyelamatkan demokrasi dan konstitusi.
Massa aksi yang mendatangi gedung MK nampak serasi dengan memakai baju hitam dan membawa beberapa bunga mawar berwarna merah.
Mereka pun melalukan penyampaian pendapat didepan jalan Merdeka Barat ini merupakan gabungan dari beberapa golongan. Seperti, para aktifis 98, para guru besar, dan mahasiswa.
“Baleg DPR Pembangkang Konstitusi,” dalam tulisan banner pendemo yang dipantau Bisnis, Kamis (22/8/2024).
Tampak beberapa nama seperti yang cukup terkenal di publik hadir antara lain Wanda Hamidah, Usman Hamid, Goenawan Muhammad, Said Didu dan Ray Rangkuti.