Bisnis.com, JAKARTA - Jepang akan memiliki pemimpin baru setelah Perdana Menteri (PM) Jepang Fumio Kishida memutuskan untuk mundur dari jabatannya sebagai ketua partai penguasa, Demokrat Liberal atau Liberal Democratic Party (LDP) pada September mendatang.
Mengutip Bloomberg pada Rabu (14/8/2024), pemimpin dari partai LDP hampir pasti akan menjadi perdana menteri karena dominasi partai tersebut di parlemen.
“Saya akan mengabdikan diri untuk mendukung pemimpin baru yang dipilih melalui pemilihan presiden sebagai prajurit,” kata Kishida pada konferensi pers yang disiarkan secara nasional pada hari Rabu.
Mengingat dominasi LDP di parlemen, pemenang pemilihan pemimpin partai, yang diprediksi terjadi pada akhir September, hampir pasti akan menjadi perdana menteri berikutnya. Pengganti Kishida akan menjadi perdana menteri ketiga Jepang sejak Shinzo Abe, pemimpin terlama di negara itu, mengundurkan diri pada September 2020.
Berikut ini adalah beberapa kandidat potensial pengganti Kishida:
1. Shigeru Ishiba
Ishiba merupakan mantan menteri pertahanan yang beberapa kali gagal mencalonkan diri sebagai pemimpin. Dirinya kerap menduduki puncak daftar politisi yang ingin dipilih oleh para pemilih sebagai perdana menteri berikutnya.
Baca Juga
Dalam beberapa minggu terakhir, Ishiba telah menyatakan dukungannya terhadap normalisasi kebijakan moneter Bank of Japan. Pada situs webnya, Ishiba menganjurkan kebijakan termasuk menghidupkan kembali permintaan dalam negeri untuk memacu pertumbuhan, dibandingkan mengandalkan perdagangan luar negeri.
2. Taro Kono
Kono merupakan sosok blak-blakan dan fasih berbahasa Inggris yang telah lama populer di kalangan masyarakat dan lingkungan partai LDP. Dia kalah dari Kishida dalam pemilihan presiden partai terakhir karena kurangnya dukungan dari rekan-rekannya di parlemen.
Namun kenyataan bahwa dia dipandang sebagai orang luar dapat mendorong LDP untuk mengarahkan dukungannya kepada Kono untuk memperbaiki citra partai yang ternoda oleh skandal penggalangan dana politik.
Kono saat ini menjabat sebagai Menteri Transformasi Digital setelah sebelumnya pernah menjabat sebagai Menteri Luar Negeri dan Menteri Pertahanan. Kono juga telah melunakkan penolakannya terhadap tenaga nuklir dalam beberapa tahun terakhir. Dia menyatakan keprihatinannya atas kebangkitan Beijing dan mengatakan Jepang harus bergabung dengan kelompok intelijen Lima Mata (Five Eyes) yang terdiri dari Australia, Kanada, Selandia Baru, Inggris, dan Amerika Serikat. Dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg TV bulan lalu, Kono mendesak BOJ untuk menaikkan suku bunga guna mendukung yen.
selanjutnya...