Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Joe Biden Ungkap Alasan Mundur dari Pilpres AS 2024

Presiden AS Joe Biden buka suara mengenai alasannya sempat menolak hingga akhirnya bersedia mundur dari Pilpres AS 2024.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden berpidato dari Ruang Oval Gedung Putih di Washington. Pool Reuters/Evan Vucci
Presiden Amerika Serikat Joe Biden berpidato dari Ruang Oval Gedung Putih di Washington. Pool Reuters/Evan Vucci

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden AS Joe Biden menyebut dia mengakhiri upayanya untuk terpilih kembali dalam pemilihan Presiden AS 2024 setelah mendengar para anggota Kongres dari Partai Demokrat bahwa dia akan merugikan peluang mereka untuk mendapat suara pada bulan November.

Komentar Biden ini merupakan wawancara pertamanya sejak dirinya mengundurkan diri pada 21 Juli 2024 setelah perdebatan sengit dengan mantan Presiden Donald Trump, lawannya dari Partai Republik, pada 27 Juni.

Mengutip Bloomberg pada Selasa (13/3/2024), Biden menyebut nama mantan Ketua DPR AS, Nancy Pelosi, dalam wawancara dengan CBS News. Hal ini mengisyaratkan tekanan internal partai kepada Biden untuk meninggalkan pencalonan dan keengganannya untuk melakukannya. 

“Mengejar pencalonan diri untuk masa jabatan kedua akan menjadi gangguan nyata,” kata Biden pada acara Sunday Morning CBS dikutip dari Bloomberg.

Adapun, Pelosi juga telah mengungkap penyebab mundurnya Biden pada Pilpres AS 2024 dalam beberapa hari terakhir. Dia mengatakan, keputusan ini diharapkan akan menjadi kampanye yang lebih baik bagi Partai Demokrat sehingga pihaknya bisa menang.

“Saya tidak berpikir kami berada di jalur menuju kemenangan,”   katanya pada hari Minggu di Inside With Jen Psaki MSNBC. 

Adapun, berbagai laporan berita pada saat itu menyatakan bahwa para pemimpin Kongres dari Partai Demokrat, termasuk Pelosi, Pemimpin Mayoritas Senat Chuck Schumer, dan Pemimpin Minoritas DPR Hakeem Jeffries, memperingatkan Biden tentang risiko kegagalan saat pemungutan suara dan mendesaknya untuk mempertimbangkan mundur.

Biden melanjutkan, hasil dari jajak pendapat kala itu menunjukkan persaingan yang ketat antara dirinya dan Trump. Namun, dia menyebut sejumlah rekannya dari Partai Demokrat di DPR dan Senat menganggap pencalonannya akan merugikan partai dalam pilpres tersebut.

“Dan saya khawatir jika saya tetap mengikuti pilpres, itu akan menjadi topik pembicaraan. Anda akan mewawancarai saya tentang 'Mengapa Nancy Pelosi mengatakan 'Mengapa melakukan hal itu dan...'” kata Biden, sebelum terdiam.

Sementara itu, Pelosi memuji kecerdasan politik Wakil Presiden Kamala Harris, yang berhasil mengamankan nominasi presiden dari Partai Demokrat setelah Biden mundur. 

“Dia siap,” kata Pelosi di MSNBC.

Biden dan Harris berencana berkampanye di Maryland pada 15 Agustus, penampilan bersama pertama mereka sejak Harris resmi menjadi calon presiden dari Partai Demokrat.   

Meski Biden menggambarkan keputusannya sebagai upaya untuk menyatukan negara di bawah generasi pemimpin yang lebih muda, Dirinya terus-menerus ditekan oleh partainya sendiri untuk mengambil tindakan tersebut.

“Kita harus, kita harus, kita harus mengalahkan Trump,” kata Biden, 81 tahun, dalam wawancara dengan CBS yang direkam pekan lalu.

Mundurnya Biden dari pencalonan menjadikannya presiden AS pertama yang tidak mencalonkan diri untuk masa jabatan kedua sejak 1968. Kala itu, rekannya dari Partai Demokrat, Lyndon Baines Johnson, mengatakan dia tidak akan menerima pencalonan dari partainya.

Hal ini terjadi setelah pemilu tahun 2024 yang penuh gejolak di mana Trump menjadi mantan presiden pertama yang dihukum karena melakukan kejahatan. Trump kemudian selamat dari peristiwa pembunuhan oleh pria bersenjata, dengan peluru yang ditembakkan mengenai telinganya.

Biden mengumumkan pengunduran diri dari pencalonan presiden dalam pidatonya pada 24 Juli dari Ruang Oval. Dia mengatakan bahwa dirinya memutuskan cara terbaik ke depan adalah dengan meneruskan kepemimpinannya kepada generasi baru. 

Adapun, Biden juga bersikeras bahwa dia akan menyelesaikan masa jabatannya dan akan tetap fokus melakukan pekerjaannya sebagai presiden.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper