Bisnis.com, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan salam perpisahan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang dua bulan lagi segera mengakhiri jabatannya.
Luhut mengaku sangat sentimentil ketika mengingat masa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan berakhir. Ia kemudian mengucapkan selamat jalan kepada Presiden Ke-7 RI yang sebentar lagi mengakhiri masa jabatannya pada Oktober 2024 itu.
“Saya kalau boleh mungkin sentimentil, selamat jalan pak, bapak akan menjadi kenangan, walaupun masih 2–3 bulan pak Presiden, tetapi saya kira acara penting semacam ini buat saya pribadi sangat menyentuh,” katanya dikutip melalui Youtube Sekretariat Presiden.
Luhut mengawali sambutannya dengan memuji orang nomor satu di Indonesia itu lantaran yang sering mendorong Negara agar mampu berkompetisi dengan negara lain.
Dia menilai bahwa Jokowi tidak takut jika Indonesia harus bersaing dengan negara-negara lain. Menurutnya, keberanian Jokowi merupakan warisan bagi landasan Indonesia menjadi negara industrialisasi.
“Bapak telah meninggalkan legacy, yang saya kira tidak mudah ini untuk [disamai] orang lain. Dan saya percaya Bapak Presiden, sepanjang waktu orang akan mengenang, bahwa Bapak telah meletakkan landasan negara ini menjadi negara industrialisasi. Tidak hanya pengekspor raw material," tandas Luhut.
Baca Juga
Peresmian Pabrik
Adapun Presiden Jokowi dan Luhut tampil bersama saat meresmikan pabrik bahan anoda baterai lithium milik PT Indonesia BTR Energy Material di Kendal, Jawa Tengah.
Jokowi menjelaskan bahwa pembangunan pabrik tahap pertama di KEK Kendal memakan waktu 10 bulan dan saat ini menjadi pabrik anoda terbesar di dunia.
Hal ini dia sampaikan saat meresmikan pabrik bahan anoda baterai lithium milik PT Indonesia BTR Energy Material di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kendal, Jawa Tengah pada hari ini Rabu (7/8/2024).
“Saya sangat senang bahwa di PT BTR ini sudah bisa memproduksi 80.000 ton material anoda per tahun. Ini kalau dijadikan ke mobil ini akan jadi 1,5 juta mobil listrik, sangat besar sekali,” ujarnya dikutip melalui Youtube Sekretariat Presiden.
Menurutnya, setelah tahap I dan II selesai, Indonesia diperkirakan juga akan menjadi produsen bahan anoda baterai litium-ion terbesar kedua di dunia dengan total produksi 160.000 ton.
Kepala Negara melanjutkan apabila hal itu terjadi maka produksi kendaraan listrik dapat digenjot hingga menghasilkan 3 juta unit mobil listrik per tahun.
“Apalagi ditambah 80.000 produksi 80.000 ton produksi di industri ini, maka akan menjadi 3 juta mobil listrik per tahun. Sebuah jumlah yang besar sehingga kita akan jadi pemasok terbesar baik EV baterai maupun kendaraan listriknya,” tandas Jokowi.