Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prancis Minta Warganya Tinggalkan Iran dan Lebanon

Karena kekhawatiran perang meletus, Prancis meminta warganya tinggalkan Iran dan Lebanon
Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh saat kunjungannya di kamp pengungsi Palestina Ain el Hilweh di Sidon, Lebanon, belum lama ini. Ismail Haniyeh tewas dibunuh Israel di Teheran, Iran dalam serangan pada Rabu (31/7/2024) pagi. Reuters/Aziz Taher
Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh saat kunjungannya di kamp pengungsi Palestina Ain el Hilweh di Sidon, Lebanon, belum lama ini. Ismail Haniyeh tewas dibunuh Israel di Teheran, Iran dalam serangan pada Rabu (31/7/2024) pagi. Reuters/Aziz Taher

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Prancis mendesak warga negaranya di Iran dan Lebanon untuk meninggalkan negara-negara tersebut karena adanya risiko eskalasi militer di Timur Tengah.

Dilansir dari reuters, Kementerian meminta warganya di Lebanon, terutama mereka yang melakukan perjalanan ke sana, untuk segera menumpang penerbangan komersial yang tersedia untuk pulang.

Air France mengatakan pada hari Sabtu bahwa pihaknya dan afiliasinya Transavia memperpanjang penangguhan penerbangan antara Paris dan Beirut hingga setidaknya 6 Agustus.

Ketegangan meningkat menyusul pembunuhan pemimpin kelompok Palestina Hamas Ismail Haniyeh di Teheran pada hari Rabu, sehari setelah serangan Israel di Beirut menewaskan Fuad Shukr, seorang komandan militer penting dari kelompok bersenjata Hizbullah Lebanon.

Menteri Luar Negeri Prancis Stephane Sejourne dan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyampaikan keprihatinan mereka atas meningkatnya gesekan di Timur Tengah melalui panggilan telepon pada hari Sabtu.

Diberitakan Bisnis sebelumnya, pejabat di Washington dan Yerusalem memperkirakan bahwa Iran dan pendukungnya kemungkinan meluncurkan serangan balasan ke Israel paling cepat besok, Senin (5/8/2024). 

Menurut situs berita Axios, serangan itu akan dilakukan sebagai balasan atas pembunuhan Kepala militer Hizbullah Fuad Shukr dan Kepala Hamas Ismail Haniyeh, pada pekan lalu.

Kepala Komando Pusat Amerika Serikat (AS) Jenderal Michael Kurilla, dilaporkan telah tiba di Timur Tengah kemarin, dalam perjalanan yang direncanakan bertepatan dengan persiapan pertahanan untuk ancaman serangan Iran.

Pentagon mengatakan bahwa pihaknya sedang memindahkan skuadron jet tempur ke Timur Tengah dan memelihara sebuah kapal induk di wilayah tersebut, pada Jumat (2/8/2024). 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper