Bisnis.com, JAKARTA — Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa Israel dengan segala cara akan membela diri dan memperingatkan bahwa siapa pun penyerangnya akan membayar mahal.
Netanyahu mengatakan itu setelah Pasukan Pertahanan Israel (IDF) melakukan serangan udara terhadap target-target Houthi di Yaman.
"Jangan ragukan tekad Israel untuk membela diri di segala lini. Semua pihak yang berusaha menyakiti kita akan membayar harga yang sangat mahal atas agresi mereka," katanya dalam pidato video khusus, dilansir TASS, pada Minggu (21/7/2024).
Dia menegaskan bahwa semua pihak yang menginginkan Timur Tengah yang lebih aman dan stabil harus sepenuhnya mendukung tindakan Israel terhadap Iran dan sekutunya di Yaman, di Gaza, di Lebanon, dan di tempat lain.
Netanyahu mengatakan bahwa dia telah meminta kabinet Israel untuk mendukung keputusannya untuk menyerang target-target Houthi di Yaman, pada Sabtu (20/7/2024).
"Pelabuhan yang menjadi sasaran bukanlah pelabuhan yang tidak bersalah. Pelabuhan itu digunakan sebagai titik masuk senjata yang dipasok Iran ke Houthi," ujarnya.
Baca Juga
Menurutnya, Houthi telah menggunakan senjata tersebut untuk menyerang Israel, menyerang negara-negara Arab di kawasan itu, dan menyerang banyak negara lainnya.
"Masyarakat internasional harus melipatgandakan upayanya untuk melindungi jalur air vital ini dan meminta pertanggungjawaban baik Houthi maupun sekutunya Iran, atas agresi mereka," tambah Perdana Menteri Israel itu.
Menurut Netanyahu, serangan udara di Yaman dilakukan sebagai respons langsung terhadap serangan pesawat nirawak yang menewaskan satu orang dan melukai beberapa lainnya, 100 meter dari Konsulat AS di Tel Aviv. Houthi juga meluncurkan serangan lainnya yakni ratusan pesawat nirawak, rudal balistik dan rudal jelajah ke Israel sejak dimulainya perang di Jalur Gaza pada Oktober 2023.
Adapun pesawat-pesawat Angkatan Udara Israel menyerang kota pelabuhan Hodeidah di Yaman, yang terletak di pesisir Laut Merah. Serangan udara tersebut menewaskan sedikitnya 3 orang dan melukai sekitar 80 orang.
Menurut Al Masirah, Angkatan Udara Israel menargetkan tangki-tangki minyak di pelabuhan itu, serta pembangkit listrik di kota tersebut. Selain itu, serangan udara tersebut menargetkan gedung polisi militer di bagian utara Hudaydah. Kebakaran hebat terjadi di pelabuhan tersebut, yang hingga saat ini masih belum padam.
Televisi Al Hadath melaporkan bahwa sedikitnya 12 pesawat tempur Israel, termasuk jet tempur F-35, ikut serta dalam serangan itu.
Sebelumnya sebuah ledakan terdengar di pusat kota Tel Aviv pada 19 Juli. Layanan pers IDF mengatakan ledakan itu disebabkan oleh jatuhnya target udara, dan tidak ada sirene yang diaktifkan.
Gerakan pemberontak Houthi mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. Mereka menggunakan pesawat nirawak canggih yang dapat menembus pertahanan udara.