Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rusia Prediksi Ukraina Musnah pada 2034, Ini Alasannya

Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev mengatakan bahwa Ukraina mungkin akan musnah pada tahun 2034
Asap mengepul di langit kota setelah serangan rudal Rusia di Kyiv, Ukraina 6 September 2023. REUTERS/Gleb Garanich
Asap mengepul di langit kota setelah serangan rudal Rusia di Kyiv, Ukraina 6 September 2023. REUTERS/Gleb Garanich

Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev mengatakan bahwa Ukraina mungkin akan musnah pada 2034.

Dia mengatakan bahwa tahun 2034 akan menjadi tahun yang dijadwalkan bagi keanggotaan Ukraina di NATO. Medvedev menegaskan bahwa keanggotaan Ukraina itu tidak akan mungkin terjadi. 

"Bukanlah suatu kebetulan bahwa Sekretaris Jenderal NATO [Jens] Stoltenberg mengatakan secara terbuka bahwa akan menjadi skenario yang positif jika Ukraina bergabung dengan aliansi tersebut pada tahun 2034. Itu artinya hal itu tidak akan pernah terjadi," katanya, dilansir TASS, pada Rabu (17/7/2024). 

Menurutnya, masuknya Ukraina ke NATO tidak hanya akan menjadi ancaman langsung bagi Rusia, tetapi juga akan menjadi deklarasi perang yang tertunda. 

"Pada saat itu, tidak ada satupun pemimpin NATO saat ini yang masih akan tetap menjabat. Sangat mungkin bahwa [Ukraina] juga tidak akan ada lagi," ujarnya. 

Dia menyatakan bahwa sejak awal pihaknya telah memberitahu NATO bahwa pengakuan Ukraina ke dalam aliansi tersebut, bukan sekadar ancaman langsung terhadap kepentingan nasional Rusia, tapi ini adalah deklarasi perang besar-besaran. 

Adapun di sisi lain, dia mengatakan konflik besar akan membutuhkan kekuatan ekonomi dan militer, karena jelas bahwa campur tangan NATO akan segera terjadi, terlepas dari semua klaim kemitraan aliansi itu dengan Rusia. 

Menurutnya, Rusia jauh lebih kuat dibandingkan 20 tahun lalu, dan jauh lebih siap menghadapi konflik semacam itu. 

Seperti diketahui, keanggotaan Ukraina di NATO menjadi hal yang paling dikhawatirkan lantaran akan memicu konflik yang lebih parah dengan Rusia, yang sudah terjadi sejak 2 tahun lalu. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Erta Darwati
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper