Bisnis.com, JAKARTA - Rusia turut memberikan pendapatnya terkait kabar ditembaknya Donald Trump saat melakukan kampanye di Pennsylvania.
Akan tetapi, insiden tersebut justru digunakan oleh pemerintah Rusia untuk menyerang pemerimntahan Amerika Serikat.
"Kami tidak percaya bahwa upaya untuk melenyapkan dan membunuh Trump diorganisasi oleh otoritas saat ini," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan, seperti dilansir dari Reuters.
Ia kemudian menambahkan bahwa insiden yang terjadi kepad Donald Trump kemarin menjadi representasi bagaimana kondisi Amerika Serikat saat ini.
"Namun, atmosfer di sekitar kandidat Trump (jelas) memicu apa yang dihadapi Amerika saat ini," ia menambahkan.
Peskov kemudian mengatakan Rusia mengutuk segala bentuk kekerasan dalam perjuangan politik.
Baca Juga
Joe Biden pun demikian. Presiden AS sekaligus lawan Trump di Pemilu AS tersebut dengan tegas juga mengatakan jika tidak ada tempat bagi kekerasan semacam itu di Amerika.
Sebagaimana diketahui, Donald Trump ditembak saat melakukan kampanye terbuka di di Butler, Pennsylvania, sekitar 50 km utara Pittsburgh, Sabtu (13/7/2024) waktu setempat.
Presiden ke-45 Amerika Serikat itu masih bernasib baik, peluru menyambar telinga kanan.
Namun, darah bercucuran di wajah dan bajunya. Trump terlihat tenang. Bahkan, sesaat kemudian bangkit, usai penembak diberondong peluru oleh pasukan keamanan AS.
Trump terbangun dan mengepalkan tinjunya ke udara sambil mengucapkan kata, "Lawan! Lawan! Lawan!"
Tidak lama kemudian Trump mengunggah pernyataan di platform Truth Social miliknya.
“Saya tertembak dengan peluru yang menembus bagian atas telinga kanan saya. Banyak pendarahan terjadi.”