Bisnis.com, JAKARTA — Calon Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah resmi memilih Senator AS dari Ohio, JD Vance untuk menjadi Calon Wakil Presiden.
Partai Republik sebelumnya secara resmi telah mengajukan Trump, mantan presiden AS, untuk mencalonkan diri lagi menjabat di Gedung Putih, pada awal konvensi nasional partai di Milwaukee, Senin (15/7/2024).
"Sebagai Wakil Presiden, JD akan terus memperjuangkan Konstitusi kita, mendukung Pasukan kita, dan akan melakukan apapun yang dia bisa untuk membantu saya membuat Amerika hebat lagi," tulis Trump di platform Truth Social miliknya, dilansir Reuters, pada Selasa (16/7/2024).
Konvensi selama 4 hari tersebut dibuka di Fiserv Forum di pusat Kota Milwaukee, dua hari setelah Trump dinyatakan selamat dari percobaan pembunuhan di Pennsylvania, dan beberapa jam setelah dia memperoleh kemenangan hukum ketika seorang hakim federal menolak salah satu tuntutan pidana Trump.
Trump dijadwalkan secara resmi menerima pencalonan partai tersebut dalam pidatonya Kamis mendatang dan akan menantang Presiden Demokrat Joe Biden dalam Pilpres AS pada 5 November 2024.
Vance (39) adalah salah satu pembela Trump yang paling gigih, mendukung klaimnya bahwa Pemilu AS 2020 dirusak oleh kecurangan yang meluas.
Baca Juga
Setelah pengumuman Trump, Vance muncul di lantai konvensi bersama istrinya Usha, berjabat tangan dan memeluk delegasi yang mengerumuni pasangan itu.
Dia tersenyum lebar saat dia secara resmi dicalonkan menjadi wakil presiden dan dijadwalkan untuk berpidato di konvensi pada Rabu (17/7/2024).
Vance sangat populer di kalangan pendukung inti Trump, tetapi elektabilitasnya perlu ditingkatkan lebih luas.
Dia memiliki pendekatan agresif seperti Trump dengan pernyataan konservatif tentang isu-isu seperti aborsi yang dapat menjauhkan pemilih moderat.
Sementara itu, Biden mengatakan di Pangkalan Gabungan Andrews di Maryland bahwa Vance adalah tiruan Trump dalam berbagai isu.
Jajak pendapat menunjukkan persaingan ketat antara Trump yang berusia 78 tahun, dengan Biden yang berusia 81 tahun.
Meskipun Trump unggul di beberapa negara bagian yang kemungkinan akan menentukan hasil Pemilu, Trump belum berkomitmen untuk menerima hasil Pemilu jika dia kalah kali ini.
Setelah percobaan pembunuhan terhadapnya, Trump mengatakan dia akan merevisi pidatonya untuk menekankan persatuan nasional, daripada menyoroti perbedaannya dengan Biden.
"Ini adalah kesempatan untuk menyatukan seluruh negeri, bahkan seluruh dunia. Pidatonya akan sangat berbeda, jauh berbeda dari pidatonya 2 hari yang lalu," kata Trump.