Bisnis.com, JAKARTA - Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memberikan pernyataan terbarunya seusai insiden penembakan pada Sabtu (13/7).
Trump yang sedang diwawancarai, mengatakan bahwa ia bisa saja mati akibat penembakan yang dilakukan oleh Matthew Crooks.
Kepada media konservatif AS, Trump mengatakan bahwa dia merasa diselamatkan oleh "keberuntungan atau Tuhan".
“Hal yang paling luar biasa adalah saya tidak hanya menoleh tetapi juga menoleh pada waktu yang tepat dan dalam jumlah yang tepat,” katanya, seraya menambahkan bahwa peluru yang mengenai telinganya bisa dengan mudah membunuhnya, dikutip dari BBC.
Trump kemudian mengulang perkataannya bahwa dirinya bisa saja tidak ada di dunia ini apabila tembakan tidak meleset.
"Saya seharusnya sudah mati, saya tidak seharusnya berada di sini," sambungnya.
Baca Juga
Mantan Presiden itu pun menggambarkan kejadian saat dia melihat ke arah kerumunan setelah menyadari dia telah ditembak.
“Energi yang datang dari orang-orang di sana pada saat itu, mereka hanya berdiri di sana. Sulit untuk menggambarkan bagaimana rasanya, tapi saya tahu dunia sedang melihatnya. Saya tahu bahwa sejarah akan menilai hal ini, dan saya tahu saya harus memberi tahu mereka bahwa kami baik-baik saja,” katanya kepada Washington Examiner.
Setelah insiden penembakan itu, Trump dengan yakin bahwa ia akan memiliki pidatonya yang benar-benar berbeda daripada pidato “humdinger” yang sebagian besar ditujukan pada kebijakan Presiden Joe Biden yang telah dia rencanakan sebelumnya.
“Seandainya [serangan hari Sabtu] tidak terjadi, ini akan menjadi salah satu pidato yang paling luar biasa.
Trump pun yakin bahwa ia bisa menyatukan negara dengan pidatonya.
“Sejujurnya, pidatonya akan menjadi sangat berbeda sekarang. Ini adalah kesempatan untuk menyatukan negara ini,”