Bisnis.com, JAKARTA — Pengamat Hukum Internasional Hikmahanto Juwana meyakini bahwa Ukraina tidak akan bergabung dalam keanggotaan NATO.
Hikmahanto menjelaskan bahwa Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) NATO yang digelar pekan ini tidak membahas keanggotaan Ukraina. Pasalnya, hal itu menjadi pemicu Rusia menyerang Ukraina sejak dua tahun lalu.
"Menurut saya tidak, karena ini yang menjadi concern dari Rusia menyerang Ukraina," katanya, saat ditanyai Bisnis, pada Rabu (10/7/2024).
Saat ditanyai ihwal peluang sekutu membantu Ukraina menyerang Rusia, Hikmahanto menampik. Menurutnya, hal itu akan memicu peluang terjadinya Perang Dunia III.
Namun di sisi lain, jelasnya, jika sekutu tidak membantu, maka Ukraina akan benar-benar hancur oleh Rusia.
"Ini yang sangat sulit. Karena kalau menyerang Rusia benar jadi Perang Dunia III. Tapi kalau dibiarkan maka Ukraina akan dihabisi oleh Rusia," ujarnya.
Baca Juga
Menurut Hikmahanto, perang Rusia dengan Ukraina ini tentu berdampak bagi Indonesia. Salah satunya adalah krisis pasokan bahan pangan dan nilai impor akan jauh lebih mahal.
"Dampak secara tidak langsung adalah adanya krisis supply chain dan biaya barang impor akan mahal," tambahnya.
Seperti diketahui, KTT NATO digelar selama 3 hari di Washington, Amerika Serikat (AS) yang dimulai pada Selasa (9/7/2024).
Dilansir TASS, para peserta KTT akan berbicara tentang penguatan potensi militer aliansi, peningkatan jumlah tentara negara-negara anggotanya, perolehan senjata baru, termasuk sistem pertahanan udara dan pertahanan rudal, serta persyaratan baru untuk meningkatkan anggaran pertahanan negara-negara Eropa.
Para pemimpin negara NATO berkemungkinan akan membuat pernyataan politik, dengan bermaksud menerima keanggotaan Ukraina di masa mendatang, setelah berakhirnya konflik dengan Rusia.
Sementara, Rusia menganggap hal itu hanya janji semu, lantaran berkedok jaminan keamanan untuk Kyiv sejumlah keputusan akan dibuat khususnya mengenai pasokan senjata, pelatihan militer, dan pertukaran informasi intelijen, yang tentu akan memperpanjang konflik militer dengan negaranya.