Bisnis.com, JAKARTA – India dilaporkan telah memperkaya persenjataan nuklirnya sepanjang tahun 2024. Saat ini, jumlah persenjataan nuklikrnya melebihi yang dimiliki oleh negara tetangganya, Pakistan.
Berdasarkan laporan Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), jumlah hulu ledak nuklir yang dimiliki India mencapai 172 per Januari 2024. Jumlah ini bertambah dari 164 hulu ledak pada Januari 2023 dan melampaui kepemilikan senjata nuklir Pakistan yang mencapai 170.
SIPRI melaporkan, India terus memperluas persenjataan nuklirnya pada tahun 2023. Baik India maupun Pakistan terus mengembangkan jenis sistem pengiriman nuklir baru pada tahun 2023.
“Meskipun Pakistan tetap menjadi fokus utama penangkal nuklir India, India tampaknya semakin menekankan pada senjata jarak jauh, termasuk senjata yang mampu menjangkau target di seluruh China,” tulis laporan SIPRI seperti dikutip Hindustan Times, Jumat (21/6/2024).
Melansir India Times, lembaga pertahanan India tetap yakin akan kemampuan pertahanan strategis setelah diperkuat dengan rudal balistik Agni-5 yang memiliki jarak tempuh lebih dari 5.000 km. rudal balistik ini telah diuji coba untuk pertama kalinya dengan kemampuan hulu ledak ganda pada 11 Maret 2024.
Selain itu, India semakin banyak menggunakan rudal peluncur tabung untuk kesiapan operasional dan fleksibilitas yang diperlukan untuk menyimpannya dalam jangka waktu yang lama. Kemampuan ini dapat mempercepat pengangkutan persenjataan melalui kereta api atau jalan raya, dan menembakkannya kapan pun diperlukan.
Baca Juga
Laporan yang sama juga mencatat persenjataan nuklir China meningkat menjadi 500 hulu ledak per Januari 2024 dari 410 hulu ledak setahun sebelumnya.
SIPRI mencatat China berpotensi memiliki setidaknya rudal balistik antarbenua (ICBM) sebanyak yang dimiliki oleh Rusia atau AS pada pergantian dekade ini. Saat ini, persediaan hulu ledak nuklir China diperkirakan masih jauh lebih kecil daripada persediaan hulu ledak nuklir Rusia dan AS.
"China memperluas persenjataan nuklirnya lebih cepat daripada negara lain," kata Hans M Kristensen, Rekan Senior di Program Senjata Pemusnah Massal SIPRI dan Direktur Proyek Informasi Nuklir Federation of American Scientists(FAS), seperti dikutip media India NDTV.
SIPRI mencatat sekitar 2.100 hulu ledak secara global berada dalam keadaan siaga operasional tinggi di rudal balistik, dan hampir seluruhnya milik Rusia atau AS. Namun, untuk pertama kalinya China diyakini memiliki beberapa hulu ledak dalam kondisi siaga operasional yang tinggi.
Secara umum, laporan SIPRI mencatat bahwa sembilan negara bersenjata nuklir yakni AS, Rusia, Inggris, Prancis, China, India, Pakistan, Korea Utara, dan Israel terus memodernisasi persenjataan nuklir. Beberapa negara di antaranya mengerahkan sistem persenjataan bersenjata nuklir atau sistem persenjataan berkemampuan nuklir yang baru pada tahun 2023.
Dari total inventaris global sekitar 12.121 hulu ledak pada Januari 2024, sekitar 9.585 hulu ledak berada di persediaan militer untuk potensi penggunaan, demikian ungkap laporan SIPRI.
Diperkirakan 3.904 hulu ledak itu dikerahkan dengan rudal dan pesawat terbang per Januari 2024, naik 60 dari setahun sebelumnya. Sementara sisanya berada di penyimpanan pusat.
Menurut lembaga think-tank Swedia tersebut, India, Pakistan, dan Korea Utara menggenjot kemampuan untuk mengerahkan beberapa hulu ledak di rudal balistik. Kemampuan ini telah dimiliki oleh Rusia, Prancis, Inggris, AS, dan yang terbaru oleh China.