Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Presiden Filipina Sara Duterte mengundurkan diri dari sejumlah jabatan penting di kabinet Presiden Ferdinand Marcos Jr.
Melansir Reuters, Kamis (20/6/2024), Sekretaris Komunikasi Presiden Cheloy Garafil mengatakan Marcos telah menerima pengunduran diri Duterte dari jabatan menteri pendidikan dan wakil ketua gugus tugas anti-pemberontakan pada Rabu.
Meskipun mengundurkan diri dari jabatan tersebut, Garafil mengatakan Duterte akan tetap menjabat sebagai wakil presiden.
“Pengunduran diri ini bukan karena kelemahan, melainkan karena kepedulian yang tulus kepada para guru dan kaum muda,” ungkap Duterte dalam keterangan resminya.
Pengunduran dirinya menegaskan apa yang telah diprediksi oleh para pengamat politik selama ini bahwa aliansi antara keluarga Mereka yang membawa Marcos dan dirinya ke tampuk kekuasaan pada tahun 2022 akan runtuh karena perbedaan politik dan kebijakan.
Jean Encinas-Franco, profesor ilmu politik di University of the Philippines, mengatakan keputusan wakil presiden untuk mundur dari jabatannya di kabinet mengisyaratkan bahwa keputusan ini akan memberinya lebih banyak kekuatan untuk melawan Marcos.
Baca Juga
“Ini adalah jeda yang kita semua tunggu-tunggu,” ungkapnya seperti dikutip, Reuters.
Sara Duterte, putri mantan presiden Rodrigo Duterte, diunggulkan untuk memenangkan kursi kepresidenan pada pemilu 2022, tetapi ia mencalonkan diri bersama Marcos.
Pencalonan tersebut memungkinkan anak mendiang pemimpin otoriter ini untuk memanfaatkan basis dukungan keluarga Duterte yang sangat besar dan memastikan kembalinya dinasti Marcos yang telah dipermalukan.
Namun, keretakan dalam aliansi ini mulai terlihat beberapa bulan setelah Marcos menjabat sebagai presiden setelah. Ini terbukti dari keputusanna membatalkan banyak kebijakan pendahulunya, mulai dari Laut China Selatan hingga perang melawan narkoba, dan juga memprakarsai pembicaraan damai dengan pemberontak komunis.
Marcos juga mempertimbangkan untuk bergabung kembali dengan Mahkamah Pidana Internasional (ICC) yang secara resmi ditarik oleh Duterte pada tahun 2019.
Peneliti senior ISEAS Yusof-Ishak Institute Aries Arugay mengatakan pengunduran diri Sara Duterte akan memberinya ruang politik untuk melawan Marcos Dan berisiko membuat Filipina terpolarisasi.
“Ini ada hubungannya dengan melebarnya jarak posisi mereka dalam kebijakan dan politik. Ini adalah dinasti melawan dinasti,” ujar Arugay.