Bisnis.com, JAKARTA - Keberhasilan yang diperoleh kelompok sayap kanan dalam pemilihan Parlemen Eropa mendorong Presiden Prancis Emmanuel Macron menyerukan pemilihan nasional yang dipercepat dan menambah ketidakpastian arah politik Eropa.
Meskipun partai-partai tengah, liberal, dan sosialis diperkirakan akan mempertahankan mayoritas di parlemen yang memiliki 720 kursi, pemilu ini menjadi pukulan bagi pemimpin Prancis dan Jerman sehingga menimbulkan pertanyaan mengenai bagaimana negara-negara besar di Uni eropa dapat mendorong kebijakan di blok tersebut.
Untuk mencoba membangun kembali otoritasnya, Macron mengadakan pemilihan parlemen dengan putaran pertama yang dihelat pada 30 Juni 2024.
Di lain sisi, diketahui bahwa Kanseli Jerman Olaf Scholz menghadapi hasil terburuk pada Partai Sosial Demokrat yang dipimpinnya, kalah di tangan kelompok konservatif arus utama dan kelompok sayap kanan Alternatif untuk Jerman (AfD).
Sementara itu, Perdana Menteri Italia juga melihat posisinya diperkuat oleh kelompok konservatifnya, Brothers of Italy, yang menurut survei memenangkan suara terbanyak.
Pergeseran ke arah sayap kanan dalam Parlemen Eropa mungkin akan mempersulit pengesahan undang-undang baru yang mungkin diperlukan untuk menanggapi tantangan keamanan, dampak perubahan iklim, atau persaingan industri dari China dan Amerika Serikat (AS).
Baca Juga
Tak hanya itu, pada saat ini Uni Eropa terbagi dalam dua kelompok, dengan beberapa partai serta anggota parlemen masih berada di luar kelompok-kelompok ini.
Kemudian, berdasarkan jajak pendapat terpusat, Partai Rakyat Eropa (EPP) yang berhaluan kanan-tengah akan menjadi keluarga politik terbesar di badan legislatif baru, memperoleh lima kursi dari 189 wakil.
Hal ini kemudian menjadi kabar baik bagi anggota EPP Ursula von der Leyen yang mengincar masa jabatan lima tahun kedua untuk memimpin badan eksekutif UE yang kuat. Dengan cepat dia juga menampilkan diri sebagai perisai terhadap hal-hal ekstrem.
“Tidak ada mayoritas yang bisa terbentuk tanpa EPP dan bersama-sama. Kami akan membangun benteng melawan kelompok ekstrem kiri dan kanan,” jelasnya kepada para pendukungnya, seperti dikutip dari Reuters, Senin (10/6/2024).
Lanjutnya, dia menambahkan bahwa benar kelompok ekstrem baik kiri dan kanan telah mendapat dukungan, sehingga hasil ini membawa tanggung jawab besar bagi pihak yang berada di tengah.