Tantangan Koalisi
Di masa pemerintahan Modi, India mencatat pertumbuhan ekonomi yang mengalahkan dunia dan mengangkat posisi global India. Namun, Modi dipandang kurang bertaji di dalam negeri karena kurangnya lapangan pekerjaan, harga-harga yang tinggi, pendapatan yang rendah, dan garis-garis kesalahan agama mendorong para pemilih untuk mengendalikannya.
Ketika Modi menjabat sebagai kepala menteri negara bagian barat Gujarat dari tahun 2001 hingga 2014, BJP menikmati mayoritas yang kuat, yang memungkinkannya untuk memerintah dengan tegas.
Oleh karena itu, analis memandang masa jabatan baru Modi sebagai PM kemungkinan akan penuh dengan tantangan dalam membangun konsensus mengenai isu-isu politik dan kebijakan yang kontroversial dalam menghadapi berbagai kepentingan partai-partai regional dan oposisi yang lebih kuat
Sebagian analis khawatir bahwa keseimbangan fiskal di negara dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di dunia ini berpotensi tertekan karenatuntutan untuk dana pembangunan yang lebih tinggi untuk negara-negara bagian yang diperintah oleh mitra regional NDA. Selain itu, BJP diperkirakan juga akan mendorong menggenjotg belanja pemerintah untuk kesejahteraan untuk merayu kembali para pemilih yang hilang.
Kepala ekonom India Citi Research Samiran Chakraborty mengatakan meskipun fokus yang luas pada pembangunan infrastruktur, manufaktur dan teknologi dapat terus berlanjut, reformasi yang diperdebatkan dapat tertunda", kata Samiran Chakraborty, Kepala Ekonom, India, di Citi Research.
Rick Rossow, Ketua Studi Kebijakan AS-India di Center for Strategic and International Studies menambahkan bahwa mitra-mitra koalisi utama BJP tidak dapat diprediksi secara politis, terkadang bekerja sama dengan BJP dan terkadang bekerja melawan mereka.
Baca Juga
"Partai-partai besar yang akan menjadi bagian dari koalisinya sebagian besar agnostik pada isu-isu tingkat nasional dan seharusnya tidak menerapkan rem pada reformasi ekonomi atau hubungan keamanan dengan Amerika Serikat, Jepang, dan mitra-mitra utama lainnya," katanya.
Modi, yang kampanye pemilihannya ditandai dengan retorika agama dan kritik terhadap oposisi karena diduga berpihak pada 200 juta Muslim minoritas di India, telah mengadopsi nada yang lebih konsiliatif setelah hasil pemilu keluar.
"Kami telah memenangkan suara mayoritas... tetapi untuk menjalankan negara ini, kebulatan suara adalah hal yang sangat penting... kami akan berusaha untuk mencapai kebulatan suara," ujarnya pada Jumat (7/6) setelah NDA secara resmi menobatkannya sebagai kepala koalisi.