Bisnis.com, JAKARTA – Aliansi politik Perdana Menteri India Narendra Modi memenangkan mayoritas kursi dalam pemilihan umum yang berakhir Sabtu (1/6/2024), namun jumlah tersebut masih jauh dari angka yang diperkirakan dalam exit polls.
Bahkan pimpinan aliansi, Partai Bharatiya Janata (BJP) yang dipimpin Modi sendiri gagal meraih mayoritas di parlemen yang beranggotakan 543 orang. Kondisi ini dipandang dapat menimbulkan ketidakpastian karena BJP akan sangat bergantung kepada sekutu politiknya mengingat Modi telah memerintah dengan kekuasaan yang otoritatif dalam dekade terakhir.
BJP memenangkan mayoritas suara ketika meraih kekuasaan pada tahun 2014 dan mengakhiri era pemerintahan koalisi yang tidak stabil di India. BJP mengulangi hal yang sama pada tahun 2019.
Direktur Pelaksana strategi investasi OCBC di Singapura Vasu Menon mengatakan kemenangan aliansi Modi yang lebih tipis dari perkiraan dapat menimbulkan keraguan terhadap kemampuan pemerintah baru untuk mendorong reformasi politik yang sulit yang dianggap penting untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi India.
"Meskipun demikian, faktanya tetap bahwa aliansi yang dipimpin BJP masih akan memenangkan masa jabatan ketiga, yang berarti kesinambungan dalam infrastruktur pemerintah dan dorongan yang dipimpin oleh manufaktur untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi,” jelas Menon seperti dikutip Reuters, Selasa (4/6/2024).
Pasar modal melonjak pada Senin setelah exit polls pada tanggal 1 Juni memproyeksikan Modi dan BJP akan mencatatkan kemenangan besar, dan Aliansi Demokratik Nasional (NDA) yang berkuasa terlihat mendapatkan mayoritas dua pertiga dan lebih banyak lagi.
Baca Juga
Sebelumnya, saluran-saluran TV India menunjukkan bahwa NDA unggul di hampir 300 dari 543 kursi pilihan di parlemen, di mana 272 merupakan ambang batas mayoritas, dengan sekitar setengah suara telah dihitung.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa BJP hanya mendapatkan kurang dari 250 kursi di mana NDA memimpin, dibandingkan dengan 303 kursi yang dimenangkannya pada tahun 2019.
Aliansi oposisi INDIA yang dipimpin oleh partai Kongres sentris Rahul Gandhi memimpin di lebih dari 220 kursi, lebih tinggi dari yang diperkirakan. Kongres sendiri memimpin di hampir 100 kursi, hampir dua kali lipat dari 52 kursi yang dimenangkannya pada tahun 2019.
Namun, para politisi dan analis mengatakan bahwa masih terlalu dini untuk mendapatkan gambaran yang pasti tentang tren pemungutan suara karena penghitungan masih harus dilakukan.
Juru bicara BJP Nalin Kohli mengatakan proyeksi yang memberikan lebih dari 400 kursi kepada NDA adalah penilaian yang adil untuk mengatakan bahwa 400 kursi pada saat ini tentu saja terlihat jauh.
"Tetapi kita harus menunggu ... untuk mendapatkan gambaran akhir dari kursi-kursi tersebut karena exit polls berbicara tentang sebuah kemenangan besar-besaran, (dan) tren penghitungan saat ini tampaknya tidak sesuai dengan itu," katanya.
Ia menambahkan, BJP-NDA akan membentuk pemerintahan dan tren tersebut sudah sangat jelas sejak awal.