Bisnis.com, JAKARTA — Aksi terorisme dinilai telah muncul kembali sebagai salah satu ancaman terbesar terhadap Amerika Serikat.
Hal itu diungkapkan Menteri Keamanan Dalam Negeri Amerika Serikat Alejandro Mayorkas pada Jumat (17/5/2024) waktu setempat.
"Dalam konteks terorisme, menurut saya ancaman terorisme asing telah muncul kembali dengan tingkat signifikansi yang lebih besar serta ancaman ekstremis kekerasan dari dalam negeri," kata Mayorkas sehubungan dengan wacana ancaman keamanan terbesar bagi AS, seperti dilansir Sputnik.
Mayorkas melanjutkan bahwa ancaman terbesar keamanan tersebut yaitu individu atau afiliasi individu yang meradikalisasi kekerasan karena ideologi kebencian, yang meningkat terutama setelah serangan yang terjadi pada 7 Oktober 2023 terhadap Israel.
Pada April lalu, Direktur FBI Christopher Wray mengatakan dalam sidang kongres bahwa badan tersebut semakin khawatir mengenai potensi serangan terkoordinasi di Amerika Serikat oleh kelompok teroris ISIS (dilarang di Rusia) serupa dengan serangan terhadap konser Balai Kota Crocus di Rusia.
Anggota Kongres AS dari Partai Republik Paul Gosar mengatakan dalam siaran pers pada Kamis (16/5/2024) bahwa sekitar 330 migran ilegal yang masuk dalam daftar pengawasan teroris FBI telah memasuki Amerika Serikat dalam tiga tahun terakhir, termasuk setidaknya tercatat sebanyak 80 migran pada 2024.
Sementara pada awal Mei, dua warga negara asing mencoba menerobos pangkalan Marinir AS di Virginia, menurut pemberitaan sejumlah media.
Laporan tersebut, yang mengutip beberapa sumber anonim, mengatakan bahwa salah satu dari dua orang di dalam truk tersebut adalah warga negara asing Yordania yang baru-baru ini melintasi perbatasan selatan wilayah AS dan salah satu dari individu tersebut juga masuk dalam daftar pengawasan teroris AS.