Bisnis.com, JAKARTA – Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan dan sejumlah Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) datang ke Istana Negara untuk menemui Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Zulkifli Hasan menyebut tujuan para elite PAN bertemu Presiden Jokowi sekadar silaturahmi dan tidak membahas agenda politik apa pun.
Pria yang akrab disapa Zulhas ini juga mengatakan bahwa banyak elite partainya yang mengagumi Jokowi sehingga berkeinginan untuk bertemu langsung dan berswafoto bersamanya.
"Ini ketua-ketua PAN dari seluruh indonesia dari Papua sampai Aceh. Loh, ini kan pengagum pak Jokowi, sangat mencintai pak Jokowi tetapi enggak pernah bisa salaman, enggak pernah bisa foto,” ucapnya kepada wartawan di kompleks Istana Kepresidenan, Jumat (10/5/2024).
Meskipun demikian, kunjungan para elite PAN ke Istana tersebut mendapat sorotan publik karena kembali menghangatkan isu Jokowi bakal merapat ke partai tersebut usai 'didepak' dari PDIP.
Diberitakan sebelumnya PDIP menegaskan bahwa Presiden Jokowi dan Gibran Rakabuming Raka sudah tidak menjadi bagian dari partai berlambang banteng tersebut.
Baca Juga
Penegasan itu diungkapkan oleh Ketua DPP PDIP Bidang Kehormatan Komarudin Watubun kepada awak media pada Senin (22/4/2024).
"Ah orang sudah di sebelah sana, bagaimana mau dibilang masih bagian dari PDI Perjuangan? Yang benar saja," tegas Komarudin.
Politikus PDIP asal Papua itu kemudian bercerita tentang momen ketika memanggil Gibran saat masih berstatus sebagai kader PDIP. Ia mengungkapkan DPP memanggil Gibran karena menemui Prabowo Subianto pada pertengahan tahun lalu.
Menurutnya, dalam pertemuan tersebut, Gibran notabenenya menyatakan tidak akan berkhianat dengan PDIP.
"Kebetulan yang pertama saya panggil, saya dengan Pak Sekjen [Hasto Kristiyanto] di lantai 2, ruang Pak Sekjen, dan waktu itu beliau sendiri yang ngomong bahwa dia sadar tahun depan bapaknya [Jokowi] tidak presiden lagi, 'Mau kemana lagi saya pasti bersandar? Di PDI Perjuangan'," ujarnya.
Tak hanya itu, lanjutnya, Gibran juga menyatakan sikap di podium Rakernas PDIP tahun lalu. Komar mengatakan, saat itu Gibran berjanji tidak akan keluar dari PDIP. Meski demikian, akhirnya Gibran malah menjadi calon wakil presiden untuk Prabowo yang merupakan rival dari calon presiden usungan PDIP Ganjar Pranowo.
Oleh sebab, Komar menyebut Gibran merupakan pemimpin yang berbahaya.
"Justru yang berbahaya itu Mas Gibran. Sebagai pemimpin, istilah saya, boleh salah tapi tidak boleh berbohong. Apalagi, sebentar lagi dilantik menjadi wakil presiden Indonesia," katanya.
Jokowi Masuk PAN?
Hal sebaliknya justru disampaikan Zulhas. Dalam pertemuan dengan Kepala Negara, Dia menyebut Presiden Jokowi sudah dianggap sebagai bagian keluarga besar dari partai politiknya.
Hal ini disampaikannya usai menemui Presiden Jokowi bersama sejumlah Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PAN di Istana Kepresidenan, Jumat (10/5/2024).
“Saya kan selalu menyampaikan ke PAN, Pak Jokowi itu keluarga kami. PAN ini keluarganya Pak Jokowi. Jadi, kami hubungannya, PAN ini menganggap Pak Jokowi itu ya keluarga kami,” ujarnya kepada wartawan di kompleks Istana Kepresidenan.
Saat ditanya mengenai langkah partai tersebut untuk menarik Kepala Negara sebagai kadernya, Zulhas pun mengatakan bahwa Jokowi memang merupakan pemilik dari PAN.
“Pak Jokowi itu owner, sudah, apa lagi?” kata Zulhas.
Selain itu, Zulhas juga angkat bicara terkait dengan nama Yandri Susanto yang mencuat untuk dicalonkan menjadi menteri utusan PAN di pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming mendatang.
Menurutnya, setiap kadernya berpeluang menjadi menteri. Mengingat realisasi pun merupakan hak prerogatif dari presiden selanjutnya.
“Ini menteri semua banyak ini, liat nih. Menteri itu hak prerogatif presiden, terserah beliau,” pungkas Zulhas.