Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wapres Ma'ruf Amin Minta Lembaga Penyiaran Tak Hanya Kejar Rating

Wakil Presiden KH. Maruf Amin meminta seluruh lembaga penyiaran swasta dan publik agar tidak hanya mengejar rating untuk mendapatkan peringkat.
Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin melakukan kunjungan ke Kantor Perwakilan Lembaga Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) di Shanghai, China, Senin (17/9/2023). JIBI/Bisnis-Akbar Evandio
Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin melakukan kunjungan ke Kantor Perwakilan Lembaga Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) di Shanghai, China, Senin (17/9/2023). JIBI/Bisnis-Akbar Evandio

Bisnis.com, JAKARTA — Wakil Presiden KH. Maruf Amin meminta seluruh lembaga penyiaran swasta dan publik agar tidak hanya mengejar rating untuk mendapatkan peringkat.

Menurutnya, seluruh lembaga penyiaran di Indonesia harus mengutamakan kualitas dan konten siaran yang tidak hanya bisa menghibur masyarakat, tetapi juga bisa memberikan edukasi ke publik.

Selain itu, menurut Maruf, lembaga siaran juga harus mengedepankan nilai toleransi, sehingga tercipta persatuan dan kesatuan masyarakat Indonesia.

"Saya memahami kebutuhan industri terhadap peringkat, yang menjadi salah satu indikator utama keberhasilan suatu program siaran. Namun, upaya mengejar rating juga harus dibarengi dengan peningkatan kualitas dari muatan siaran," tuturnya di sela-sela acara Anugerah Syiar Ramadan 2024 di Lembaga Penyiaran Publik (LPP) TVRI Jakarta, Rabu (8/5/2024).

Dia berpandangan bahwa penyiaran adalah bagian dari pelayanan publik, sehingga kualitas kontennya harus terjaga dan sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku.

Selain itu, Maruf mengatakan peran media penyiaran sangat krusial karena siaran yang disampaikan kepada masyarakat mampu mempengaruhi karakter individu hingga membentuk persepsi sekaligus perilaku masyarakat. 

"Jika dimanfaatkan dengan baik, media bisa memainkan peran sebagai perekat dan pemersatu bangsa. Begitu pula sebaliknya, tanpa kehati-hatian, media juga bisa menimbulkan perpecahan," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper