Bisnis.com, JAKARTA — Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu melakukan percakapan melalui telepon terbaru dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden.
Diskusi keduanya membahas tentang surat perintah penangkapan Netanyahu oleh Pengadilan Kriminal Internasional (ICC). Netanyahu menelepon Biden untuk mencegah surat perintah penangkapan terhadap dirinya.
Selain itu, Biden juga menegaskan kembali penolakannya terhadap operasi militer Israel yang dilakukan di Rafah, Selatan Gaza.
Kemudian, Biden dan Netanyahu juga berbicara mengenai upaya berkelanjutan untuk menjamin pembebasan sandera dan mencapai gencatan senjata di Gaza, Palestina.
Adapun Biden telah mengisyaratkan penolakannya secara jelas terhadap operasi militer Israel di Rafah, meskipun ada pernyataan sebelumnya dari para pejabat Israel mengenai rencana operasi semacam itu yang sedang berlangsung.
Melansir Times of Israel, pernyataan terakhir Gedung Putih AS mengenai panggilan telepon tersebut menegaskan bahwa para pemimpin membahas Rafah, dan Biden menegaskan kembali posisinya yang jelas mengenai hal tersebut.
Baca Juga
Diskusi seputar Rafah terjadi di tengah ancaman Bezalel Smotrich, Presiden Partai Religius Zionisme, untuk meninggalkan pemerintahan jika operasi di Rafah dibatalkan.
Smotrich menyebut potensi kesepakatan mengenai pembebasan sandera menurut proposal Mesir sebagai penyerahan yang memalukan.
Selain membahas Rafah, Biden dan Netanyahu juga membahas negosiasi pembebasan sandera dan kebutuhan mendesak akan gencatan senjata di Gaza.
Presiden Biden mengulangi pernyataan sebelumnya, bersama dengan pernyataan 17 negara lainnya, menuntut Hamas segera membebaskan para sandera dan mencapai gencatan senjata untuk kepentingan rakyat Gaza.
Meskipun ada perbedaan pendapat dalam isu-isu tertentu, Biden menegaskan kembali komitmennya yang teguh terhadap keamanan Israel, terutama mengingat upaya pertahanan baru-baru ini terhadap serangan rudal dan pesawat tak berawak atau drone Iran.
Para pemimpin juga membahas rencana peningkatan bantuan kemanusiaan ke Gaza dan persiapan pembukaan titik penyeberangan baru di Jalur Gaza Utara.
Presiden Biden menekankan pentingnya koordinasi penuh dengan organisasi bantuan untuk memastikan penyampaian bantuan yang efektif kepada yang membutuhkan di Gaza.