Bisnis.com, JAKARTA – Aksi massa untuk mendukung Palestina dan menentang agresi Israel di Jalur Gaza telah menyebar di berbagai perguruan tinggi di Amerika Serikat sejak pekan lalu.
Aksi massa ini tak jarang berujung penangkapan para mahasiswa karena dianggap mengganggu ketertiban. Beberapa di antara mahasiswa bahkan mendirikan tenda di sekitar kampus mereka.
Hingga Kamis, sejumlah mahasiswa universitas ternama masih bertahan untuk melancarkan aksi protes terhadap Israel dan dukungan kepada Palestina.
Melansir The Guardian, Kamis (25/4/2024), mahasiswa di Universitas Harvard mendirikan tenda di halaman kampus pada sejak pagi untuk memprotes pembekuan komite solidaritas Palestina tingkat sarjana di universitas tersebut dan menuntut agar universitas tersebut memutuskan hubungan dengan Israel terkait perangnya di Gaza.
Sejumlah kecil mahasiswa mendirikan sekitar 13 tenda, sementara ratusan orang lainnya berunjuk rasa di depan patung John Harvard di Harvard Yard.
Sejak Minggu, Universitas membatasi akses ke Harvard Yard hanya untuk pemegang kartu identitas Universitas Harvard untuk mengantisipasi aksi protes pro-Palestina. Pihak kampus juga memasang tanda-tanda yang menginformasikan kepada mahasiswa bahwa mendirikan tenda atau meja di Yard tanpa izin dapat diberikan sanksi tindakan disiplin.
Baca Juga
Sementara itu, aksi protes juga terjadi di University of Texas, Austin, pada Rabu. Aksi ini berujung kericuhan dan mengakibatkan sedikitnya 20 orang ditangkap, termasuk seorang jurnalis foto, setelah polisi menyerbu kampus.
Menurut wartawan lokal Ryan Chandler, polisi memerintahkan para demonstran untuk membubarkan diri melalui pengumuman audio yang dapat didengar di seluruh kampus.
"Saya memerintahkan Anda atas nama rakyat negara bagian Texas untuk membubarkan diri,” demikian pernyataan polisi.
Sedikitnya 20 demonstran ditahan atas permintaan pejabat universitas dan gubernur Texas Greg Abbott. Dalam pernyataannya, Abbott mengatakan bahwa para demonstran seharusnya dipenjara.
"Mahasiswa yang ikut serta dalam protes yang penuh kebencian dan antisemit di perguruan tinggi negeri atau universitas mana pun di Texas harus dikeluarkan," ujar Abott dalam pernyataannya di media sosial X.
Jeremi Suri, yang merupakan seorang Yahudi dan profesor sejarah di UT Austin, mengatakan bahwa tidak ada pergerakan antisemit dalam aksi protes tersebut.
"Para mahasiswa ini meneriakkan 'bebaskan Palestina', itu saja. Mereka tidak mengatakan apa pun yang mengancam,” ungkap Suri seperti dilansir Al Jazeera.
Sementara itu, mahasiswa di University of California, Berkeley, mendirikan tenda-tenda sebagai bentuk solidaritas terhadap para pengunjuk rasa di sekolah-sekolah lain.
Milton Zerman, mahasiswa tahun kedua di fakultas hukum Berkeley, yang berasal dari Los Angeles, mengatakan bahwa para mahasiswa Yahudi dan Israel telah mengalami pelecehan yang penuh kebencian.
"Ketika Anda seorang mahasiswa Israel di kampus ini, Anda merasa seperti ada target di punggung Anda, Anda merasa tidak aman dan tidak heran jika mahasiswa dari Israel sangat ragu untuk datang ke sini," kata Zerman seperti dikutip Reuters.