Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Membaca Manuver Kubu 01 untuk Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Merapat?

Melihat potensi partai pengusung Anies-Muhaimin untuk bergabungnya dalam pemerintahan Prabowo-Gibran.
Presiden dan Wakil Presiden Terpilih periode 2024-2029, Prabowo Subianto (kedua kiri) dan Gibran Rakabuming Raka (kanan) berbincang dengan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden nomor urut 1, Anies Baswedan (kiri) bersama Muhaimin Iskandar saat Rapat Pleno Terbuka Penetapan Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Terpilih Pemilu Tahun 2024 di Jakarta, Rabu (24/4/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Presiden dan Wakil Presiden Terpilih periode 2024-2029, Prabowo Subianto (kedua kiri) dan Gibran Rakabuming Raka (kanan) berbincang dengan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden nomor urut 1, Anies Baswedan (kiri) bersama Muhaimin Iskandar saat Rapat Pleno Terbuka Penetapan Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Terpilih Pemilu Tahun 2024 di Jakarta, Rabu (24/4/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - NasDem dan PKB telah menjalin pertemuan dengan Prabowo Subianto setelah Pilpres 2024 usai.

Dalam catatan Bisnis, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh telah menerima kunjungan Prabowo di Nasdem Tower pada 22 Maret 2024, atau empat hari setelah pengumuman hasil pilpres 2024 oleh KPU.

Sementara itu, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar resmi bertemu dengan Prabowo setelah putusan KPU pada Rabu (25/4/2024).

Cak Imin sempat mengaku ingin kembali bekerja sama dengan Partai Gerindra untuk membangun Indonesia lebih maju dan lebih baik.

"Kami ingin terus bekerja sama untuk lebih produktif lagi. Apalagi Pak Prabowo akan menghadapi berbagai agenda pembangunan yang begitu menantang di masa yang akan datang," tuturnya di DPP PKB Jakarta, Rabu (24/4).

Maka dari itu, Cak Imin mengaku sudah siap jika Prabowo Subianto mengajak PKB untuk berkoalisi dan membangun Indonesia yang lebih baik.

"PKB ingin rakyat tersenyum bahagia ke depan karena kemajuan dan kemakmuran," katanya.

Pertemuan Nasdem-PKB dengan Prabowo Subianto dilihat oleh pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Survei dan Polling Indonesia sebagai gelombang baru koalisi setelah Pilpres 2024 usai.

Dia menilai pasangan Prabowo Subianto- Gibran Rakabuming Raka tengah berusaha memaksimalkan koalisi untuk kabinet pemerintahannya mendatang. Sehingga menurutnya kubu tersebut bakal aktif melakukan politik rekonsiliasi.

"Jadi analisa saya begini, seperti penerimaan mahasiswa baru. Ada gelombang pertama dan ada gelombang kedua," kata Igor dikutip dari Antara, Kamis (25/4).

Menurutnya manuver politik dari beberapa tokoh justru menguat dan tak mengendur, setelah KPU menetapkan pemenang.

Kemungkinan gelombang kedua manuver politik akan diberikan oleh PDIP. Namun, dia menilai partai tersebut belum bergabung karena masih melakukan gugatan Pilpres 2024 melalui Pengadilan Tata Usaha Negara.

Dia juga menilai Prabowo-Gibran berupaya untuk membuat koalisi besar demi pembangunan bangsa guna mengantisipasi dampak geopolitik.

Selain itu, menurutnya calon presiden dan wakil presiden terpilih itu membuat koalisi besar guna menuntaskan janji-janji politiknya selama berkampanye.

"Misalnya program makan gratis dan susu gratis itu tidak mudah, karena butuh dana yang sangat besar. Dan butuh politik akomodatif di parlemen," katanya.

Merapatnya NasDem-PKB juga ditandai dengan hadirnya Anies-Muhaimin di di Gedung KPU, Jakarta, pada saat penetapan Prabowo-Gibran sebagai calon presiden dan wakil presiden terpilih.

Kemungkinan besar, Prabowo bisa mengajak semua lawan politiknya sama seperti Pilpres 2019 di mana dirinya merapat dengan kubu Jokowi.

"Potensinya juga begitu, jadi antara Muhaimin atau Anies bisa saja jadi menteri. Tapi saya lebih melihatnya ke Muhaimin, karena kalau Anies tentu persetujuan dari Surya Paloh," pungkas Igor. 

Di sisi lain, Surya Paloh sendiri sempat menyebut bahwa NasDem dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) memiliki arah politik yang sama usai kalah dalam Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024.

Dia menyebut kedua partai tersebut siap bergabung atau berada di luar pemerintahan Prabowo-Gibran. 

Surya mengatakan, pihaknya masih sedang mengkaji bersama soal opsi untuk berkoalisi atau menjadi oposisi dari pemerintahan Prabowo-Gibran. Kendati belum final, dia mengklaim Nasdem-PKS siap berada di keduanya. 

"Bagi saya, yang saya pahami, ada kesamaan PKS dan Nasdem. Apa kesamaannya? Siap dua-duanya [gabung koalisi atau oposisi]," ujarnya usai menerima kunjungan Presiden PKS Ahmad Syaikhu dan elite partai tersebut di Nasdem Tower, Jakarta, Rabu (24/4/2024).

PKS sendiri mengatakan bahwa pihaknya dan NasDem sama-sama mencoba titik temu. Dia mengaku masukan dari Surya Paloh bakal menjadi masukan bagi Dewan Pimpinan Tingkat Pusat (DPTP) PKS. 

"Masukan Bang Surya Paloh luar biasa, ini jadi masukan juga bagi kami di DPTP, yang akan memtusukan hal-hal strategis kepentingan apakah koalisi atau oposisi," tutur Presiden PKS Ahmad Syaikhu. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper