Bisnis.com, JAKARTA - Iran meremehkan serangan balasan Israel terhadap Kota Isfahan, dengan menyebut serangan itu hanya drone mini yang tidak menimbulkan kerusakan atau korban jiwa. Iran belum berencana memberikan serangan balasan.
Sikap Iran yang mengecilkan insiden tersebut, mengindikasikan bahwa pihaknya tidak memiliki rencana untuk melakukan pembalasan serangan ke Israel. Sebuah respons yang bertujuan untuk menghindari perang meluas di seluruh kawasan.
Skala serangan yang terbatas dan tanggapan Iran yang tidak terdengar, menandakan keberhasilan para diplomat dalam upaya untuk mencegah terjadinya perang yang berkecamuk di Timur Tengah.
Media dan pejabat Iran menggambarkan sejumlah kecil ledakan, yang menurut mereka diakibatkan oleh pertahanan udara yang berupaya menghantam 3 drone di Isfahan di Iran Tengah.
Pemerintah Iran menganggap insiden tersebut sebagai serangan yang dilakukan oleh penyusup, dan bukan oleh Israel, sehingga tidak perlu adanya serangan balasan.
Melansir CNA, seorang pejabat senior Iran mengatakan bahwa tidak ada rencana untuk menanggapi serangan Israel atas insiden tersebut.
Baca Juga
"Sumber asing dalam insiden ini belum dapat dikonfirmasi. Kami belum menerima serangan dari luar, dan diskusi lebih mengarah pada infiltrasi dibandingkan serangan," kata pejabat tersebut.
Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian juga tampak berhati-hati dalam berkomentar kepada utusan negara-negara Muslim di New York, Amerika Serikat (AS).
“Media pendukung rezim Zionis (Israel), dalam upaya putus asa, mencoba meraih kemenangan dari kekalahan mereka, sementara mini-drone yang jatuh tidak menimbulkan kerusakan atau korban jiwa,” kata Amirabdollahian, dikutip media Iran.
Sejauh ini, Israel tidak mengatakan apapun tentang insiden tersebut dan sekutunya Washington menolak untuk ikut campur dalam konflik.
Sementara itu, saat konferensi pers di Italia, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan dia tidak akan berkomentar selain mengatakan bahwa Amerika berkomitmen terhadap keamanan Israel tetapi tidak terlibat dalam operasi ofensif apapun.
Kemudian, mantan Duta Besar Israel untuk Washington Itamar Rabinovich mengatakan bahwa Israel mencoba untuk mengkalibrasi antara kebutuhan untuk merespons dan keinginan untuk tidak memasuki siklus aksi dan reaksi balasan yang akan meningkat tanpa henti.
Seperti diketahui, kekerasan antara Israel dan proksi Iran di Timur Tengah semakin meningkat selama 6 bulan pertumpahan darah di Gaza, sehingga meningkatkan kekhawatiran bahwa perang yang dilakukan kedua pihak dapat berubah menjadi konflik secara langsung.
Israel mengatakan akan membalas setelah serangan langsung pertama yang dilakukan Iran terhadap negara Yahudi itu, meski Israel dan sekutunya berhasil menembak jatuh ratusan rudal dan drone.
Teheran melancarkan serangan tersebut sebagai tanggapan atas serangan udara Israel yang menghancurkan sebuah bangunan di kompleks Kedutaan Iran di Damaskus dan menewaskan beberapa perwira Iran termasuk seorang jenderal penting.