Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk Yeol mengatakan bahwa ia dengan rendah hati menerima sentimen publik yang terungkap dalam pemilihan parlemen dan akan meningkatkan komunikasi dengan masyarakat.
Adapun hal tersebut diungkapkan dalam pidato publik pertamanya pada Pemilu Rabu (10/4) dengan Partai Kekuatan Rakyat yang dipimpinnya hanya memenangkan 108 dari 300 kursi di Majelis Nasional.
"Saya akan berkomunikasi lebih banyak dengan sikap yang lebih rendah hati dan fleksibel, serta menjadi orang pertama yang mendengarkan sentimen publik dengan cermat." jelasnya, seperti dikutip dari Yonhap News Agency, Selasa (16/4/2024).
Pemilu ini dipandang sebagai keputusan yang tegas terhadap pemerintahan Yoon dalam dua tahun, setelah masa jabatan selama lima tahun.
Adapun, Perdana Menteri Han Duck-soo, kepala staf kepresidenan Lee Kwan-sup dan sebagian besar sekretaris senior kepresidenan telah menawarkan pengunduran diri untuk bertanggung jawab atas kekalahan tersebut.
Yoon, presiden yang bekerja dengan parlemen yang dikuasai oposisi selama lima tahun masa jabatan menghadapi banyak seruan untuk mengubah jalan urusan kenegaraan dan meningkatkan hubungan dengan Majelis Nasional.
Baca Juga
Ia mengatakan bahwa meskipun dalam dua tahun pelantikan ia hanya memperhatikan rakyat dan mengambil jalan untuk kepentingan nasional, dirinya telah gagal memenuhi harapan rakyat.
Yoon juga berjanji untuk mempercepat penerapan kebijakan yang bermanfaat bagi masyarakat, sembari mengisi kesenjangan dengan mengumpulkan opini publik melalui pertemuan balai kota.
“Saya akan terus mengupayakan tiga reformasi besar di bidang ketenagakerjaan, pendidikan dan pensiun, serta reformasi medis, dengan tetap memperhatikan pendapat rasional,” jelasnya.
Dia mengatakan pemerintah perlu memenuhi tanggung jawabnya semaksimal mungkin sambil bekerja sama lebih erat dan lebih jauh dengan Majelis Nasional.
Terkait konflik di Timur Tengah antara Iran vs Israel, ia berpendapat bahwa ketegangan di wilayah tersebut dapat berdampak langsung pada perekonomian dan rantai pasokan Korea Selatan, yang semakin memperburuk penderitaan warga negaranya.
Ia berjanji untuk memperkuat langkah-langkah keselamatan di wilayah tersebut dan meminta pemerintah menahan risiko energi dan rantai pasokan, sambil mempertahankan sikap kesiapan yang kuat terhadap potensi ancaman keamanan, termasuk provokasi dari Korea Utara.
Yoon juga mencatat bahwa Selasa (16/4) menandai peringatan 10 tahun tenggelamnya kapal feri Sewol, yang menyebabkan 304 orang, sebagian besar siswa sekolah menengah, tewas, dan menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepada keluarga para korban.