Bisnis.com, JAKARTA - Anies Baswedan ternyata memiliki rumah joglo dengan sejarah yang tak main-main.
Bagaimana tidak, Joglo Anies Baswedan di Lebak Bulus, dulunya merupakan kediaman Kiai Hasan Besari, ulama sekaligus pendiri Pondok Pesantren Tegalsari, Ponorogo.
Pondok Pesantren Tegalsari adalah salah satu pondok pesantren tertua di Jawa.
Joglo yang didirikan pada tahun 1973 ini merupakan hadiah pernikahan dari Sultan Pakubuwono II pada saat Kiai Hasan Besari dinikahkan dengan putrinya.
Oleh sebab itu, jenisnya berbeda dengan kebanyakan joglo di Ponorogo. Jenis joglo ini adalah Satria Pinayung Lambang Gantung yang sering ditemukan dalam komplek keraton Yogyakarta.
Yang menarik, joglo ini merupakan hadiah dari Pakubuwono (merupakan Raja Solo) namun punya gaya Satria Pinayung Lambang Gantung khas Kraton Yogyakarta.
Baca Juga
Sebagaimana diketahui, rumah joglo Anies sedang jadi perbincangan setelah pernyataan yang disampaikan Ahmad Dhani viral.
"Anies Baswedan dia rumahnya (yang di Jakarta) kan Joglo. Dia nggak sengaja beli (joglonya) sama temen saya. Itu joglonya punyanya Hasan Besari, dia wali besar, nenek moyangnya kyai-kyai Gontor," kata Ahmad Dhani.
Dhani kemudian mengatakan bahwa pemerintah Ponorogo berencana meminta kembali rumah joglo Anies Baswedan atas nama cagar budaya.
"Sekarang ini ada desas-desus, pemerintah Ponorogo itu mau minta balik (jonglonya Anies) atas nama cagar budaya," ia menambahkan.
Pada podcast yang berbeda, Anies Baswedan sempat menjelaskan tentang asal usul joglo rumahnya tersebut.
Kata Anies, rumah joglonya tersebut merupakan sisa-sisa bangunan dari kompleks pesantren Tegal Sari di Ponorogo.
"Ini adalah sebuah joglo di kontruksi yang tercatat itu 1743. Ini dulunya di kompleks pesatren Tegal Sari di Ponorogo, Jawa Timur. Joglo ini digunakan untuk kegiatan belajar mengajar," katanya.
"Namun karena santrinya bertambah banyak dan tempatnya tidak cukup yang sampai sekarang masih dicagar budaya, sementara yang ini (joglonya) malah terbengkalai. Jadi ini dulu ditemukan bukan sebagai sebuah joglo namun oleh ahli warisnya dijual sebagai kayu bekas," ia menambahkan.
Singkat cerita ada kawan Anies yang menemukan kayu-kayu itu, kemudian dirangkai ulang kemudian dititipkan kepada mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.