Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant dan Panglima Militer Jenderal Herzi Halevi mengadakan pertemuan dengan Kepala Komando Pusat Amerika Serikat (AS) Jenderal Michael Kurilla untuk mengoordinasikan kemungkinan tanggapan serangan balasan Iran, pada Jumat (12/4/2024).
Adapun, sumber-sumber Iran dan diplomat AS mengatakan, Teheran telah memberi isyarat kepada Washington bahwa mereka ingin menghindari eskalasi dan tidak akan bertindak tergesa-gesa.
Meski begitu, risikonya tetap ada bahwa respons apapun bisa menjadi tidak terkendali karena Iran memandang serangan terhadap kedutaan sama dengan serangan terhadap wilayahnya sendiri.
Pusat Kajian Keamanan Nasional di Israel, Raz Zimmt mengatakan bahwa serangan langsung ke tanah Israel oleh Iran sendiri dan bukan oleh proksi seperti Hizbullah di Lebanon adalah sebuah kemungkinan yang nyata.
Melansir Reuters, Iran memiliki rudal yang mampu menghantam Israel secara langsung dan Israel telah memperkuat pertahanan udaranya, yang digunakan untuk mencegat ribuan roket yang ditembakkan oleh Hamas dari Gaza dan oleh Hizbullah dari Lebanon, dalam beberapa pekan terakhir.
Militer Israel telah menarik kembali pasukan cadangannya sebagai persiapan menghadapi eskalasi di sepanjang perbatasan Utara, tempat di mana mereka saling baku tembak hampir setiap hari dengan Hizbullah.
Baca Juga
Berdasarkan laporan, sekitar 40 peluncuran roket diidentifikasi melintasi Israel dari Lebanon, sebagian besar dicegat dan sisanya jatuh di lapangan terbuka tanpa menyebabkan cedera, pada Jumat malam (12/4/2024).
Tentara Israel telah menarik sebagian besar pasukan dan kendaraan lapis bajanya keluar dari Gaza. Para menteri mengatakan, langkah tersebut dilakukan sebelum serangan yang telah lama dijanjikan di Kota Rafah, di mana ribuan pejuang Hamas diyakini berada di samping lebih dari 1 juta warga Palestina yang mengungsi dari wilayah lain di Gaza.
Kemudian di Israel, meski belum ada instruksi keamanan formal, beberapa orang tua mengatakan bahwa anak-anak mereka diminta membawa pulang buku saat liburan sekolah, sebagai persiapan menghadapi kemungkinan gangguan dalam pembelajaran.