Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Serangan Israel Tewaskan 7 Relawan Asing, AS Hingga Australia Bicara Kemarahan Warga

Tujuh pekerja kemanusiaan dari badan kemanusiaan World Central Kitchen (WCK) tewas kena serangan udara di kota Deir al-Balah, Jalur Gaza, pada Senin (1/4).
Truk-truk yang berisi bantuan kemanusiaan dari Organisasi Pangan Dunia (WFP) diparkir di sebuah lokasi yang disebut sebagai Jalur Gaza utara, 12 Maret 2024./Reuters
Truk-truk yang berisi bantuan kemanusiaan dari Organisasi Pangan Dunia (WFP) diparkir di sebuah lokasi yang disebut sebagai Jalur Gaza utara, 12 Maret 2024./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA -- Serangan udara Israel ke wilayah Gaza sehingga menewaskan sejumlah relawan asing dikecam oleh Amerika Serikat hingga Australia. Korban serangan Israel itu bekerja untuk badan amal World Central Kitchen. 

Mereka yang tewas berasal dari Australia, Inggris, Polandia, warga Palestina, serta warga negara ganda Amerika Serikat dan Kanada. 

Presiden AS Joe Biden pada Selasa (3/4/2024) menuturkan bahwa ia marah dan patah hati atas serangan tersebut. Biden juga meminta Israel untuk berupaya lebih banyak demi melindungi para pekerja misi kemanusiaan. 

Dalam pernyataannya, Biden menuturkan bahwa investigasi Israel terhadap insiden tersebut harus cepat, harus memberikan akuntabilitas dan temuannya harus dipublikasikan. Ia mengatakan bahwa hal yang membuat kejadian ini lebih tragis adalah bukanlah sebuah kejadian yang berdiri sendiri. 

Ia juga mengatakan bahwa AS telah berulang kali mendesak Israel untuk meredakan konflik operasi militernya melawan Hamas dengan operasi kemanusiaan. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari korban sipil. 

“Konflik ini merupakan salah satu konflik terburuk dalam sejarah dalam hal jumlah pekerja bantuan yang terbunuh,” jelas Biden, seperti dikutip dari Reuters, Rabu (3/4/2024).

Sementara itu, dalam panggilan telepon pada Selasa (2/4) Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak mengatakan kepada Perdana Menteri Israel, Netanyahu bahwa Inggris terkejut dengan kematian tersebut, termasuk tiga warga Inggris. Ia kemudian menuntut penyelidikan independen yang menyeluruh dan transparan. 

Sedangkan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese mengatakan bahwa negaranya marah atas tewasnya seorang pekerja bantuan kemanusiaan dari Australia di Gaza, akibat serangan udara Israel. Menurutnya, kematian itu yang sama sekali tidak dapat diterima. 

"Saya menyampaikan kepada Perdana Menteri Netanyahu dengan sangat jelas bahwa warga Australia marah atas kematian ini,” jelas Albanese. 

Albanese menekankan mengenai pentingnya akuntabilitas dan transparansi penuh, dan bahwa Netanyahu telah berkomitmen untuk melakukan penyelidikan komprehensif. 

Ketika ditanyakan wartawan apakah Israel berisiko kehilangan kekuatan persuasi moral akibat kematian warga sipil di Gaza, ia mengatakan bahwa komunitas global sangat prihatin. 

“Saya pikir ketika orang-orang melihat apa yang terjadi di Gaza, mereka sangat sadar akan banyaknya korban jiwa di sana dan saya yakin warga Australia sangat prihatin dengan hal itu,” kata Albanese. Ia juga mengatakan bahwa insiden terbaru akan menambah kekhawatiran. 

Menanggapi kutukan dari para negara sekutu, Netanyahu menyebut merupakan risiko perang.  "Hal ini terjadi dalam perang. Kami sedang melakukan penyelidikan menyeluruh dan melakukan kontak dengan pemerintah. Kami akan melakukan segalanya untuk mencegah terulangnya hal serupa,” jelas Netanyahu dalam pernyataan video.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper