Bisnis.com, JAKARTA - Calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo menyatakan siap menjadi rakyat biasa daripada bergabung ke pemerintahan selanjutnya, usai ada keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) ihwal Pilpres 2024.
Ganjar, yang hanya meraih 16,47% suara sah nasional berdasarkan rekapitulasi Komisi Pemilihan Umum (KPU), menyatakan akan memilih berada di luar pemerintahan untuk memastikan mekanisme check and balance terjaga. Dengan begitu, tidak ada pemusatan kekuasaan berlebihan.
Dia bersyukur apabila ada wacana untuk menawarinya menjadi menteri. Meski demikian, Ganjar menilai akan lebih baik posisi menteri diisi oleh kader partai politik pendukung calon presiden-wakil presiden terpilih Prabowo-Gibran.
“Kalau saya berada di luar mungkin itu jauh lebih baik, karena check and balance pasti akan terjadi dan lebih banyak yang hebat di kelompoknya masing-masing. Apalagi kalau kita lihat banyak sekali tim atau partai politik yang mendukung paslon, pasti juga punya harapan,” kata Ganjar dalam rilis medianya, Selasa (26/3/2024).
Oleh sebab itu, Ganjar menjelaskan akan kembali menjadi rakyat biasa setelah MK beri putusan atas sengketa Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden (PHPU Presiden) yang dijadwalkan pada 22 April mendatang.
Dia mengaku masih terus jalin komunikasi dengan para relawannya. Bersama para relawan, Ganjar berencana akan lakukan kegiatan berbasis komunitas di bidang pendidikan politik, lingkungan, penguatan UMKM, dan pemberdayaan masyarakat miskin.
Baca Juga
“Saya bilang kepada relawan, ayo politik bisa agung kalau kita punya integritas yang tinggi, punya niat baik yang sama. Politik menjadi hancur kalau kita hanya bicara kekuasaan,” katanya.
Kader PDIP ini pun meminta siapapun presiden dan wakil presiden yang akan dilantik nanti tidak anti kritik. Menurutnya, pihak yang berada di luar pemerintah punya peran penting untuk menjadi pengawas kekuasaan.
“Berikan mereka kesempatan untuk memerintah dan kita bisa memberikan dukungan dengan cara macam-macam, yang baik. Kita dukung, yang tidak baik kita kritik dan yang berkuasa kalau dikritik telinganya enggak boleh tipis, karena itu kecintaan kita pada Republik,” tutup Ganjar.