Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Soal Peluang Partai Nasdem Gabung Koalisasi, Golkar: Harus Bicara Panjang ke Prabowo

Partai Nasdem dinilai tidak bisa dengan mudah bergabung ke pemerintahan Prabowo-Gibran hanya karena menerima kekalahannya di Pemilu 2024.
Waketum DPP Partai Golkar sekaligus Ketua Komisi II DPR RI, Ahmad Doli Kurnia Tandjung di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat pada Senin (20/11/2023). JIBI/Bisnis-Reyhan Fernanda Fajarihza
Waketum DPP Partai Golkar sekaligus Ketua Komisi II DPR RI, Ahmad Doli Kurnia Tandjung di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat pada Senin (20/11/2023). JIBI/Bisnis-Reyhan Fernanda Fajarihza

Bisnis.com, JAKARTA - Partai Golkar menyebut Partai Nasdem tidak bisa dengan mudah bergabung ke pemerintahan Prabowo-Gibran hanya karena menerima kekalahannya di Pemilu 2024.

Wakil Ketua DPP Partai Golkar, Ahmad Doli Kurnia Tanjung mengatakan bahwa terlalu dini jika Partai NasDem mendadak ingin gabung ke Prabowo-Gibran dan mengincar posisi menteri.

Pasalnya, menurut Doli, Prabowo Subianto terlebih dulu harus mendiskusikan hal itu ke seluruh ketua umum partai Koalisi Indonesia Maju (KIM) dan Surya Paloh.

"Apakah menerima kekalahan itu, indikasi Partai Nasdem akan gabung ke pemerintah itu terlalu dini, kalau pun itu terjadi ya harus ada pembicaraan panjang antara Prabowo dengan partai politik yang belum bergabung dengan KIM dan sudah bergabung ke KIM," tutur Doli di DPP Partai Golkar Jakarta, Kamis (21/3/2024).

Kendati demikian, Doli mengapresiasi Surya Paloh yang langsung menerima kekalahan dan mengucapkan selamat ke Prabowo dan Gibran karena berhasil lolos jadi pemenang pada Pemilu 2024.

Menurut Doli, sikap Surya Paloh tersebut harus dijadikan contoh Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar serta partai pendukung Ganjar Pranowo-Mahfud MD dalam rangka menyikapi hasil Pemilu 2024.

"Jadi untuk menjaga demokrasi yang sehat kita harus bisa menempatkan posisi secara proporsional," ujarnya.

Sebelumnya, Ketua Umum Nasdem Surya Paloh mengungkapkan peluang partainya bergabung dengan pemerintah usai pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar kalah di Pilpres 2024.

Paloh mengatakan bahwa peluang Nasdem untuk merapat ke pemerintahan pemenang Pilpres 2024 yakni Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka masih terbuka. Namun, sambungnya, hal itu belum menjadi prioritas untuk diputuskan segera.

“Apakah akan bergabung pada pemerintahan baru, ya? Saya pikir bergabung dengan pemerintahan baru bukan prioritas,” katanya dalam konferensi pers di Nasdem Tower, Jakarta Pusat, Rabu (20/3/2024).

Menurut Paloh, kemungkinan untuk bergabung maupun tidak bergabung dengan pemerintah masih sama hingga hari ini.

Kendati demikian, dia mengatakan bahwa Pemilu 2024 dapat menjadi sarana untuk menghasilkan pemerintahan yang lebih baik ke depannya.

“Pemilu ini tentu menghasilkan pemerintahan lebih hebat dan lebih kuat, lebih solid, lebih mantap untuk menjalankan roda administratif pemerintahan, itu harapan dari Nasdem,” tukasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper