Bisnis.com, JAKARTA - Warga Palestina menyambut Ramadan 2024 di bawah bayang-bayang kelaparan dan serangan Israel akibat perang yang masih berlangsung di Jalur Gaza hingga saat ini.
Penyerangan yang dilakukan militer Israel dalam perang, serta bencana kelaparan terjadi di Gaza, imbas minimnya bantuan kemanusiaan yang masuk, terus membayangi Ramadan di Palestina yang dimulai hari ini, Senin (11/3/2024).
Semua bencana itu terjadi seiring dengan perundingan untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata terhenti di Kairo, Mesir pada awal bulan ini.
Sejauh ini, Kompleks Masjid Al-Aqsa dijaga ketat oleh ribuan polisi Israel di sekitar jalan-jalan sempit Kota Tua di Yerusalem, di mana puluhan ribu jamaah diperkirakan akan mendatangi situs paling suci tersebut.
Melansir Reuters, Masjid Al-Aqsa telah lama menjadi titik nyala masalah dan merupakan salah satu titik awal perang terakhir pada 2021 antara Israel dan Hamas.
Serangan Israel yang tiada henti di Gaza telah menimbulkan kekhawatiran yang meningkat di seluruh dunia, karena meningkatnya risiko kelaparan yang mengancam akan menambah jumlah korban jiwa yang telah melampaui angka 31.000 orang.
Baca Juga
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dalam pesan Ramadan kepada umat Islam di dalam dan luar negeri, berjanji akan terus mendorong bantuan kemanusiaan ke Gaza, gencatan senjata dan stabilitas jangka panjang di wilayah tersebut, pada Minggu (10/3/2024).
“Saat umat Islam berkumpul di seluruh dunia dalam beberapa hari dan minggu mendatang untuk berbuka puasa, penderitaan rakyat Palestina akan menjadi perhatian utama banyak orang. Ini adalah hal yang selalu saya pikirkan,” kata Biden.
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, dekorasi yang biasa dibuat di sekitar Kota Tua belum dipasang dan suasana suram terjadi di kota-kota di Tepi Barat yang diduduki, di mana sekitar 400 warga Palestina tewas dalam bentrokan dengan pasukan keamanan atau pemukim Yahudi sejak dimulainya perang Gaza.
“Kami memutuskan tahun ini bahwa Kota Tua Yerusalem tidak akan didekorasi untuk menghormati darah anak-anak kami, orang tua, dan para martir,” kata Ammar Sider, seorang tokoh masyarakat di Kota Tua.
Polisi Israel mengatakan sedang berupaya untuk memastikan Ramadan yang damai dan telah mengambil tindakan ekstra untuk menindak informasi provokatif dan menyimpang di jaringan media sosial dan telah menangkap 20 orang yang dicurigai menghasut terorisme.
“Polisi Israel akan terus bertindak dan mengizinkan pelaksanaan salat Ramadan dengan aman di Bukit Bait Suci, sambil menjaga keamanan dan keselamatan di daerah tersebut,” kata pihak polisi.
Adapun, bagi negara-negara Muslim lainnya, kebijakan Israel di Masjid Al-Aqsa telah lama menjadi salah satu isu yang paling dibenci.
Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh meminta warga Palestina untuk berjalan ke Masjid Al-Aqsa pada awal Ramadan ini.
Sementara itu, bentrokan terjadi ketika polisi memasuki kompleks Masjid Al-Aqsa dan mendapat kecaman dari Liga Arab dan Arab Saudi pada tahun lalu.
Israel berusaha menormalisasi hubungan diplomatik dengan Arab Saudi, memperluas upayanya untuk membangun hubungan dengan kekuatan regional termasuk dengan Uni Emirat Arab (UEA).