Bisnis.com, JAKARTA — Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI, Jusuf Kalla (JK) mengkritisi fenomena artis di Tanah Air yang ramai-ramai mencalonkan diri dalam pemilihan legislatif (pileg).
JK menilai bahwa fenomena tersebut menjadi bagian dari permasalahan yang terjadi dalam pelaksanaan Pemilu 2024.
“Kalau sekarang dipilih asal terkenal saja, termasuk artis, banyak. Pelawak pun banyak, supaya gampang dipilih, akhirnya tidak lagi melihat kemampuannya saja,” katanya di Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, dikutip Jumat (8/3/2024).
Sebagai solusi dari permasalahan tersebut, dirinya mengusulkan agar pemilu kembali ke sistem proporsional tertutup.
Dengan sistem yang juga dikenal dengan sebutan coblos partai itu, JK menilai bahwa kualitas calon legislatif akan lebih baik karena melewati mekanisme seleksi partai.
“Ini harus kembali kepada sistem pemilu tertutup, supaya antara calon tinggal diseleksi dulu oleh partai. Ini orang yang baik, bukan hanya orang asal terkenal,” ujarnya.
Baca Juga
Terkait dugaan kecurangan pemilu, JK lantas menceritakan penyelenggaraan pemilu pada masa lampau, yakni 1999 hingga 1955.
Dirinya menilai bahwa komposisi penyelenggara pemilu saat itu ideal karena terdiri dari beragam elemen, sehingga jauh dari tuduhan kecurangan.
“Kalau saya punya usul, salah satu pemilu yang baik itu tahun 1999 sampai tahun '55, panitianya semua partai jadi panitia, jadi KPU. Nanti yang ada sekretariat. Jadi tidak ada kecurigaan kepada KPU sendiri dan tidak ada yang main-main,” jelasnya.