Bisnis.com, JAKARTA – Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI, Jusuf Kalla (JK) sepakat dengan calon presiden (capres) nomor urut 2 Prabowo Subianto yang menyatakan bahwa demokrasi di Indonesia melelahkan.
JK menggambarkan hal tersebut dengan tantangan yang harus dihadapi para peserta pemilihan umum (pemilu).
“Oh, memang [demokrasi di Indonesia melelahkan]. Menarik itu. Coba bayangkan pemilu, di mana dan bagaimana semua calon keliling Indonesia,” katanya di Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, dikutip Jumat (8/3/2024).
Dirinya lantas membandingkan beratnya tantangan tersebut dengan kondisi di negara jiran seperti Singapura.
Suatu ketika, JK mengaku pernah bertukar cerita dengan salah satu Perdana Menteri Singapura yang bisa menjangkau seluruh wilayahnya untuk berkampanye dalam waktu beberapa hari saja.
“Saya sendiri pernah mengatakan kepada Perdana Menteri Singapura, Anda ini kampanyenya naik-naik mobil saja, 2-3 hari ke seluruh Singapura Anda sudah kunjungi. Kita butuh berbulan-bulan untuk mengunjungi dari Aceh sampai Papua,” lanjutnya.
Baca Juga
Itu sebabnya, dirinya sepakat dengan Prabowo bahwa hal tersebut membuat kondisi demokrasi di Indonesia sulit.
JK mendukung apabila terdapat upaya perubahan untuk menyokong demokrasi di tanah air.
“Ongkos tinggi, energi tinggi, memang sulit kondisi Indonesia saat ini. Kalau itu, memang harus ada perubahan-perubahan sistem untuk itu,” tandasnya.
Sebelumnya, capres nomor urut 2 Prabowo Subianto menegaskan bahwa sistem demokrasi di Indonesia sangat melelahkan dan memakan banyak biaya.
Hal tersebut disampaikan Prabowo di hadapan investor yang hadir di acara Mandiri Investment Forum (MIF) 2024, Selasa (5/3/2024).
"Izinkan saya untuk mengungkapkan bahwa demokrasi itu benar-benar, sangat-sangat melelahkan. Demokrasi itu sangat berantakan. Demokrasi sangat mahal dan kita masih belum puas dengan demokrasi kita. Ada banyak ruang untuk perbaikan," tutur pasangan cawapres Gibran Rakabuming Raka ini.